Nama : Ahmad syauqi kafabih
NIM : 933804115
Prodi : Ilmu Al- Qur'an dan Tafsir
Amal Ma'ruf Nahi
Mungkar
عَنْ اَبِيْ سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ
الْإيْمَانِ (روه المسلم
Artinya : Dari Abu Sa’id Al
Khudri ra, ia berkata saya telah mendengar Rasulullah saw berabda: Barang siapa
diantara kalian yang melihat kemungkaran maka ubahlah kemungkaran tersebut
dengan tangannya jika tidak mampu maka dengan lisanni, jika tidak mampu maka
dengan hatinya, dan itulah selemah selamahnya iman. )HR.muslim)
مِنْكُمْ : di antara kamu
لَمْ يَسْتَطِع : tidak mampu
مُنْكَرً : kejahatan
مُنْكَرً : kejahatan
بِلِسَانِهِ : maka dengan lidahnya
Syarah Hadist
1. Nabi
Muhammad SAW menyuruh kita untuk mengubah kemungkaran. kemungkaran tersebut
harus di ubah agar berganti menjadi kebaikan sesuai dengan kadar kemampuan kita
.
2. Mencegah
kemungkaran bisa dilakukan dengan tiga hal, yaitu menggunakan kekuasaan(tangan)
secara lisan dan lewat hati.
3. Mencegah
kemungkaran adalah bagian dari cabang iman sedang iman bisa bertambah dan
berkurang sesuai dengan kondisi seseorang dalam melaksanakan perintah syariat.
Semakin banyak melakukan kebijakan maka iman pun semakin kuat, sebaliknya
semakin banyak melakukan maksiat maka iman pun semakin rapuh.
Hadis di atas
menjelaskan tentang perintah untuk mencegah kemungkaran. Kemungkaran-kemungkaran
yang biasa kita saksikan dalam masyarakat hendaknya dirubah menjadi kebaikan
yang bermanfaat sesuai dengan kemampuan kita, karena semua orang memiliki tugas
untuk melakukan hal tersebut. Jika kita melihat kemungkaran kita bisa mengubahnya
dengan menggunakan kekuasaan yang kita miliki atau memberikan nasihat lisan.
Namun jika ternyata tidak mampu mengubahnya dengan dua hal tersebut, maka kita
harus membetengi diri kita agar tidak terlibat dalam kemungkaran tersebut.
Artinya hati kita harus senantiasa berharap untuk dapat mengubah kemungkaran
itu menjadi kebajikan dan jangan samapi membenarkan kemungkaran tersebut. Siap
saja orang yang dapat memerangi kemungkaran adalah orang yang beriman.
Oleh sebab itu manusia diharuskan selalu menyuru kepada kebaikan dan
mencegah yang mungkar agar dapat mempertebal keimanannya.
Keutamaan mengajak kebaikan
عَنْ أًبى هُرَيْرَةَ رَضيَ اللهُ عَنْهُ قَال: قاَلَ رَسُوْلُ الله ص.م :مَنْ
دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لَا
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ
عَلَيْهِ مِنْ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
آثَامِهِمْ شَيْئًا. (رواه مسلم ومالك وأبو داود والترمذى)
Artinya“ Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. Bersabda,
“ Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti
pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikit pun
dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa sebagaimana
dosanya orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun.”(HR. Muslim, Malik, Abu Dawud dan Tirmidzi)
الأَجُوْرُ : pahala
دَعَا : mengajak
هُدَى إِلىَ : kepada petunjuk kebaikan
اِتَّبَعَ : mengikuti
Syarah Hadist
Hadis di atas menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan akan
mendapat pahala orang yang mengerjakan ajakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Begitu pula orang yang mengajak kepada kesesatan akan
mendapat dosa besar dosa orang yang mengerjakan ajakannya tanpa dikurangi
sedikitpun. Tidak diragukan lagi bahwa hadis tersebut merupakan berita
gembira bagi mereka yang suka mengajak orang lain untuk mengerjakan kebaikan
Allah Swt. Memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang suka mengajak kepada
kebaikan. Tentu saja bila ajakan tersebut didasari keikhlasan, bukan untuk
mencari materi atau kekuasaan dunia.
Adapun bagi mereka yang suka mengajak kepada kejelekan dan kesesatan,
mereka akan mendapatkan dosa sebesar dosa orang-orang yang mengerjakan
ajakannya walaupun dia sendiri tidak berbuat. Kalau dia mengajak orang lain untuk membunuh atau mencuri, misalnya, dia
pun akan mendapat dosa sama dengan orang yang membunuh atau mencuri
meskipun dia sendiri tidak melakukannya.
No comments:
Post a Comment