TAFSIR PSIKOLOGI
SISTEM SARAF OTAK MENURUT AL-QUR’AN
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Tafsir Psikologi
Dosen Pengampu : Qoidatul Marhumah M.Th.I
Disusun Oleh Kelompok 8 :
1.
Abdul Aziz Jailani (933414216)
2.
Hasby Achmad Barodi (933414316)
3.
M. Rizaldy (933414116)
PROGAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2017
BAB 1
PENDAHULUAN .
A.
Latar Belakang
Kajian-kajian anatomis dan fisiologi dapat
menentukan konteks ( lapisan luar ) area-area tertentu yang melakukan
fungsi-fungsi fisiologis pula. Area yang paling penting adalah area motorik
yang mengontrol semua gerak bagian tubuh ; area sensoris tempat bermuaranya
sensasi peraba dan berapa unsur sensasi sakit ,sensasi perubahan- perubahan
temperatur suhu ,dan rasa tiap-tiap bagian tubuh di presentasikan pada area
motorik dan area sensoris. Area optik yang memerlukan pusat pengelihatan tempat
bermuaranya getaran-getaran saraf yang datang dari mata ; auditori area yang
merupakan pusat pendengaran tepat bermuaranya getaran- getaran saraf yang
datang dari kedua telinga; area yang berhubungan dengan dahi yang terdapat pada
hampir semua bagian depan dua cuping dahi tempat berkumpulnya pesan-pesan yang
datang dari bagian-bagian tubuh yang berbeda dalam sensasi-sensasi yang
penting. Disana
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
Rekaman Manusia dalam otak
2.
Apakah yang dimaksut dengan Persepsi dan Otak
3.
Apa Aktivitas Berpikir dan Otak
C.
Tujuan Makalah
1.
Menjelaskan Sistem Otak menurut Al-Qur’an
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Rekaman Pengalaman Pengalaman Manusia dalam Otak
Sesungguhnya otak manusia mengendalikan dan mengontrol semua
aktifitas yang dilakukan manusia. Hal ini karena setiap aktifitas yang
dilakukan manusia akan meninggalkan bekas pada sel sel otak. Bekas terssebut
akan terekam dalam sel sel otak dalam bentuk yamg hakikatnya tidak dapat
diketahui oleh pengetahuan. Bekas bekas yang tetap ada dalam sel sel korteks
otak tersebut merupakan fondasi yang mendasari semua proses pemikiran tingkat
tinggi manusia, seperti belajar,mengingat, berkhayal , dan berpkir.
Atas dasar itu, dapat saja kita
menafsirkan keterangan dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa
pendengaran,penglihatan, lisan, dan kulit akan menjadi saksi terhadap manusia
pada hari kiamat. Allah yang lebih mengetahui bagaimana kesaksian tersebut akan
terjadi. Hanya saja, kalau semua aktivitas manusia terekam dal sel sel otaknya,
‘boleh jadi –wallahu a’alam- ALLAH SWT. Akan menjadikan sel sel tersebut dapat
berbicara, lalau sel-sel itu akan memutar ulang layaknya pita rekaman memutar
ulang semua rekaman yang ada padanya.
Para psikologi modern sangat concern
untuk mengadakan kajian tentang misteri memori dan rekaman seluruh pengalaman
manusia dalam sel-sel otak. Balakangan ini, Dr. Wilber penfild, direktur
lembaga neurologi di kota Montreal, dalam satu pertemua akademik ilmu pengatuan
nasional menyigkap sebagian kecil sistem perkaman dalam otak. Jelaslah otak
merekam segala sesuatu yang melintas pada pengalaman individu, yang diamati
individu ataupun yang dipelajari individu.
Dalam sebuah operasi pembedahan otak
seorang pasien, yang dalam operasi tersebut si pasien tetap terjaga dengan
kesadaran penuh, Dr. Penfild menyentuh sebagian kecil korteks otak dengan salah
satu alat operasi. Akibatnya, dengan serta merta si pasien menyebutkan bahwa ia
“menghidupkan” sebuah pengalaman yang telah dilalui pada masa kanak kanaknya.
Padahal. Pengalaman itu telah ia lupakan sama sekali. Beberapa eksperimen lain
yang dilakukan seputar permasalahan ini telah menghasilkan kesimpulan yang
sama.
Ketika sebagian area tertentu dari
korteks otak tersentuh, si pasien tak hanya menyebutkan kepada mereka memori
atas pengalaman pengalaman yang telah silam, tetapi mereka juga
menghidupkannya. Mereka merasakan bahwa pengalaman pengalaman otentik yang
telah silam yang ereka lihat, dengar, atau rasakan seakan-akan merupakan
pengalaman nyata. Seolah olah pengalaman silam itu benar benar terekam dalam
pita rekaman yang dapat diputar ulang. Mengenai bagaimana sebuah sistem yang
kecil seperti otak manusia ini dapat menumpan sekian banyak informasi. Hal itu
merupakan suatu rahasia yang belum tersingkap hingga kini.
Penelitian penelitian semacam itu
menunjukkan bahwa pengalaman manusia terekam dalam sel sel otaknya. Mungkin
saja, manusia ingat akan pengalaman pengalaman yang teah lalu bla sel sel
otaknya digerakan dengan suatu cara tertentu. Atas dasar itu, bukan tidak
mungkin –walahu ‘alam- ALLAH SWT. Akan membuat sel sel otak manusia dapat
berbicara serta menjadikannya bisa memutar ulang semua perbuatan dan pertaan
yang pernah terekam di dalamnya. Lalu, manusia pun menjadi ingat akan semua
perbuatan dan perkataannya seakan akan hal itu merupakan adegan adegan hidup
yang dapat didengar dan dilihat
Mugnkin saja, saran yang digunakan
Allah SWT untuk merekam semua perbuatan dan perkataan yang keluar dari manusia,
adalah sel sel otak manusia. Tiddak tertutup kemungkinan ada pula rekaman yang
terjadi pada sel sel jaringan oragan tubuh yang bermacam macam dengan cara yang
tak diketahui hakikatnya.
Artinya:
Dan (ingatlah) hari ketika
musuh-musuh Allah digiring keneraka, lalu mereka dikumpulkan. Hingga ketika
mereka sampai disana ,bersaksilah terhadap mereka itu pendengaran mereka,
pengelihatan mereka ,dan kulit-kulit mereka perihal segala apa yang dahulu
mereka lakukan. mereka berkata kepada kulit-kulit mereka, mengapa engkau
memberi kesaksian kepada kami?’kulit-kulit mereka menjawab ,’ Allah yang telah
membuat kami berbicara sebagaimana dia telah menjadikan segala sesuatu dapat
berkata-kata. Dia telah menciptakan kalian pada kali yang pertama, dan hanya
kepadanya kalian akan dikembalikan.[4]
Artinya:
Pada hari (ketika) menjadi saksi
terhadap mereka lisan-lisan mereka, tangan-tangan mereka ,dan kaki-kaki mereka
atas apa yang dahulu mereka perbuatan.
Artinya
:
Pada hari ini kami membungkam
mulut-mulut mereka ,dan berkatalah kepada kami tangan-tangan mereka dan
memberikan kesaksianlah kaki-kaki mereka atas segala apa yang dahulu mereka
lakukan. Korteks otak tersusun dari bermiliar-miliar sel saraf yang terdapat pada
suatu tempat yang relatif sempit ,yaitu bagian dalam tengkorak, oleh karena
itu, konteks sel-sel saraf membentuk banyak lekukan dan benjolan. Permukaan
korteks otak itu pada kenyataannya sangat besar. Kalau ia dihamparkan secara
mendatar , ia dapat mencapai ukuran 16kaki persegi. Ukuran korteks otak yang
luas juga tersusun bermiliar-miliar sel saraf, mungkinkan otak merekam seluruh
pengalaman manusia serta beragam aktivitas yang dilakukannya. Kenyataanya
korteks manusia itu merupakan sebuah rekaman amat bersar yang merekam segala
apa yang dilakukan manusia. Bukan tidak mungkin, rekaman amal perbuatan manusia
itu terdapat dalam sel-sel otaknya. Sebagaimana telah di singgung ,otak sebagai
sarana rekam, yang sesuai denga kehendak Allah SWT . akan merekam semua amal
manusia sehingga akan menjadi bukti yang tidak dapat dibantah lagi. [2]
Artinya
:
Dan setiap manusia telah kami
pasangkan amal perbuatanya pada lebernya. Dan kami mengeluarkan untuknya pada
hari kiamat sebuah kitab
Artinya:
“Diberitakan kepada manusia,
pada hari itu segala apa yang telah
diperbuatnya dan segala apa yang telah dilalaikannya, bahkan manusia itu
menjadi saksi atas dirinya, meskipun ia megemukakan alasan alasannya.”[3]
Perekam amal perbuatanmannusia dalam sel-sel otaknya itu hendaklah
menutup kemunngkinan adanya rekaman lain atas amal perbuatan emua manusia,
yaitu kitab yang telah dijelaskan oleh berapa ayat Al-Qur’an.
Artinnya:
“Dan bumipun benderang dengaan cahaya Rabb-nya, dan diberikanlah kitab,
dan didatangkanlah para nabi dan saksi saksi, dan ditetapkanlah keputuan
diantara mereka dengan benar, sedangkan mereka tidak akan dizalimi.”[4]
Artinya:
“Dan diletakanlah kitab, lalu
kammu akan melibat orang orang yang berdo’a pada ketakutan terhadap apa yang
tersurat didalamnya. Dan mereka berkata dubai celakahlah kami! Kitab apakah
ini, tidak meninggakan yang kecil dan tidak pula yang besar melainkan ia
memperhitungkannya. Dan mereka mendapati segala apa yang telah mereka perbuat
itu ada dan tiaklagh Rabb-u akan menzalimi seorang jua pun.”[5]
Artinya:
“....Dan pada kami pada suatu
kitab yang berbicara dengan benar, sedang mereka tidak akan dizalimmi: [6]
B.
Persepsi dan Otak
Semua organ perasa
terpengaruh oleh stimlus stimulus indrawi yang diperoleh dari berbagai hal yang
dapat diindra. Dari situ, timbullah denyut denyut saraf yang melewati sel sel
saraf hingga sampai ke pusat sensasi yang ada pada otak, dan tejadilah persepsi
inderawi. Al-Qur’an telah menunjukan beberapa organ perasa yang penting dalam
banyak ayatnya.
Diantara contoh ayat ayat tersebut adalah:
Artinya
“Dan Allah mengeluarkan
kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui esuatu pun, dan dia
memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati supaya kalian bersyukur”.
[7]
Artinya:
“Dan dialah yang telah menciptakan bagi kalian pendengaran,
penglihtan, dan hati. Amat sedikitlah klian bersyukur.” [8]
C.
Aktivitas Berpikir dan Otak
Pada awal ba ini telah diteranggkan bahwa pada korteks otak
terdapat area area tertentu yang melaksanakan fungsi fungsi psikologis
tertentu. Telah disebutkan bahwa pada areacuping dua dahi di bagian depan
kepala terdapat pusat aktifitas berpikir tingkat tinggi pada manusia. Kenyataan
ini telah diisyaratkan Al-Qur’an dalam
firman Allah SWT:
Artinya:
“Ketahuilah, jik ia benar
benar tidak berhenti, niscaya kami menarik ubun ubuunny. Yaitu ubun ubun orang
yang mendustakan lagi berdosa.”[9]
Ubun ubun
merupakan bagian depan otak tempat berada dua cuping dahi. Pada dua cuping dahi
itu terdapat pusat aktivitas berpikir. Gambaran yang disebutkan Allah SWT,
bahwa ubun ubun Abu Jahal itu kedua ayat tersebut diturunkan berkaitan
dengannya mendustakan lagi berdosa, sesungguhnya menunjukan perkataan dusta dan
perbuatan dosa yang beredar di bagian depan otaknya[10].
Jadi, perkataan dusta dan perbuatan dosa yang
pertama tama bermula pada sel sel otak, dari otak seanjutnya keluar
sinyal sinyal sarf menuju otot ottot lisan lalu ia pun mengucapkan perkataan
dusta. Atau, sinyal sinyal saraf itu keluar menuju ke berbagai anggota tubuh
lalu terjadilah perbuatan dosa.
Penjelasan
Al-Qur’an tentang ubun ubun yaang berdusta dan berdosa sesungguhnya
mennunjukkan kebenaraan ilmiah tersebut yang baru diketahui pada zaman modern
saat para pakar fisiologi berhasil menyingkaap pusat aktifitas psikologis dalam
otak.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Otak
manusia mengendalikan semua aktivitas yang dilakukan manusia. Semua perbuatan
itu di dunia akan terekam di otak manusia. Bekas bekas tersebut akasi yan tetap
ada dalam korteks otak tersebut merupakan fondasi yang mendasari semua poses
pemikiran manusia.
B.
Saran
Agar Kiranya makalah yang kami buat bisa bermanfaat terhadap
pembaca
Daftar Pustaka
Al-Qur’an dan terjemahannya , CV. Darus Sunah , Jakarta
Ary Ginanjar Agustian , ESQ, Arga
Musthofa, perbedaan akal manusia dan binatang , Mediahati.com
Imam Al- Ghazali , Menggali Mutiara Ihya Ulumuddin
[3]Q.S. Al-Qiyamah [75] :
13-15. Menjadi saksi atas dirinya sndiri, maksudnya ia sendiri yang akan
menjadi bukti bagi dirinya, tegasnya ia adalah saksi bagi dirinya; meskipun ia
menggunakan alasan alasan nya, maksudnya
meskipun ia mengajukan berbagai alasan
tak mungkin ia bisa melepaskan diri dari segala perbuatannya,
(Al-Munntakhab fi Tafsiril Qur’an dan
Tafsir Ibnu Katsir, juz IV, hlm. 448)
[4] Q.S. Az-Zumar [39] : 69
[5] Q.S. Al-Kahfi [18] : 49
[6] Q.S. Al-Mu’minun [23] : 62.
[7] Q.S. An-Nahl [16] : 78.
[8] Q.S. An-Nisa [4] : 56
[9] Q.S. Al-Alaq [96] : 15-16
[10] Dari berapa media informasi, penulis mengetahui bahwa salah seorang
pembicara, pada seminar “Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Quran” yang
diselenggrakan di Kairo pada 1984, megemukakan penafsiran tentang ubun ubun
orang orang yang medustakan lagi berdosa sebagaimana yang telah penulis
terangkan. Tapi, penulis tidak bisa menyebutkannyapada pembahasan ini mengingat
waktu itu penulis sedang berada diluar Mesir. Selain itu bahasan bahasan dalam
seminar tersebut belum dipublikasikan sampai saat itu.
No comments:
Post a Comment