Blog Archive

Wednesday, April 26, 2017

SISTEM SARAF OTAK MENURUT AL-QUR’AN



TAFSIR PSIKOLOGI
SISTEM SARAF OTAK MENURUT AL-QUR’AN
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Tafsir Psikologi
Dosen Pengampu : Qoidatul Marhumah M.Th.I


Disusun Oleh Kelompok 8 :
1.      Abdul Aziz Jailani               (933414216)
2.      Hasby Achmad Barodi        (933414316)
3.      M. Rizaldy                           (933414116)
4.      Novi Suryaning Tyas           (933414416)

PROGAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2017



BAB 1
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang
    Kajian-kajian anatomis dan fisiologi dapat menentukan konteks ( lapisan luar ) area-area tertentu yang melakukan fungsi-fungsi fisiologis pula. Area yang paling penting adalah area motorik yang mengontrol semua gerak bagian tubuh ; area sensoris tempat bermuaranya sensasi peraba dan berapa unsur sensasi sakit ,sensasi perubahan- perubahan temperatur suhu ,dan rasa tiap-tiap bagian tubuh di presentasikan pada area motorik dan area sensoris. Area optik yang memerlukan pusat pengelihatan tempat bermuaranya getaran-getaran saraf yang datang dari mata ; auditori area yang merupakan pusat pendengaran tepat bermuaranya getaran- getaran saraf yang datang dari kedua telinga; area yang berhubungan dengan dahi yang terdapat pada hampir semua bagian depan dua cuping dahi tempat berkumpulnya pesan-pesan yang datang dari bagian-bagian tubuh yang berbeda dalam sensasi-sensasi yang penting. Disana
B. Rumusan Masalah
1. Apa Rekaman Manusia dalam otak
2. Apakah yang dimaksut dengan Persepsi dan Otak           
3. Apa Aktivitas Berpikir dan Otak
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan Sistem Otak menurut Al-Qur’an


BAB 2
PEMBAHASAN

A. Rekaman Pengalaman Pengalaman Manusia dalam Otak
            Sesungguhnya otak manusia mengendalikan dan mengontrol semua aktifitas yang dilakukan manusia. Hal ini karena setiap aktifitas yang dilakukan manusia akan meninggalkan bekas pada sel sel otak. Bekas terssebut akan terekam dalam sel sel otak dalam bentuk yamg hakikatnya tidak dapat diketahui oleh pengetahuan. Bekas bekas yang tetap ada dalam sel sel korteks otak tersebut merupakan fondasi yang mendasari semua proses pemikiran tingkat tinggi manusia, seperti belajar,mengingat, berkhayal , dan berpkir.
            Atas dasar itu, dapat saja kita menafsirkan keterangan dalam beberapa ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa pendengaran,penglihatan, lisan, dan kulit akan menjadi saksi terhadap manusia pada hari kiamat. Allah yang lebih mengetahui bagaimana kesaksian tersebut akan terjadi. Hanya saja, kalau semua aktivitas manusia terekam dal sel sel otaknya, ‘boleh jadi –wallahu a’alam- ALLAH SWT. Akan menjadikan sel sel tersebut dapat berbicara, lalau sel-sel itu akan memutar ulang layaknya pita rekaman memutar ulang semua rekaman yang ada padanya.
            Para psikologi modern sangat concern untuk mengadakan kajian tentang misteri memori dan rekaman seluruh pengalaman manusia dalam sel-sel otak. Balakangan ini, Dr. Wilber penfild, direktur lembaga neurologi di kota Montreal, dalam satu pertemua akademik ilmu pengatuan nasional menyigkap sebagian kecil sistem perkaman dalam otak. Jelaslah otak merekam segala sesuatu yang melintas pada pengalaman individu, yang diamati individu ataupun yang dipelajari individu.
            Dalam sebuah operasi pembedahan otak seorang pasien, yang dalam operasi tersebut si pasien tetap terjaga dengan kesadaran penuh, Dr. Penfild menyentuh sebagian kecil korteks otak dengan salah satu alat operasi. Akibatnya, dengan serta merta si pasien menyebutkan bahwa ia “menghidupkan” sebuah pengalaman yang telah dilalui pada masa kanak kanaknya. Padahal. Pengalaman itu telah ia lupakan sama sekali. Beberapa eksperimen lain yang dilakukan seputar permasalahan ini telah menghasilkan kesimpulan yang sama.
            Ketika sebagian area tertentu dari korteks otak tersentuh, si pasien tak hanya menyebutkan kepada mereka memori atas pengalaman pengalaman yang telah silam, tetapi mereka juga menghidupkannya. Mereka merasakan bahwa pengalaman pengalaman otentik yang telah silam yang ereka lihat, dengar, atau rasakan seakan-akan merupakan pengalaman nyata. Seolah olah pengalaman silam itu benar benar terekam dalam pita rekaman yang dapat diputar ulang. Mengenai bagaimana sebuah sistem yang kecil seperti otak manusia ini dapat menumpan sekian banyak informasi. Hal itu merupakan suatu rahasia yang belum tersingkap hingga kini.
            Penelitian penelitian semacam itu menunjukkan bahwa pengalaman manusia terekam dalam sel sel otaknya. Mungkin saja, manusia ingat akan pengalaman pengalaman yang teah lalu bla sel sel otaknya digerakan dengan suatu cara tertentu. Atas dasar itu, bukan tidak mungkin –walahu ‘alam- ALLAH SWT. Akan membuat sel sel otak manusia dapat berbicara serta menjadikannya bisa memutar ulang semua perbuatan dan pertaan yang pernah terekam di dalamnya. Lalu, manusia pun menjadi ingat akan semua perbuatan dan perkataannya seakan akan hal itu merupakan adegan adegan hidup yang dapat didengar dan dilihat
            Mugnkin saja, saran yang digunakan Allah SWT untuk merekam semua perbuatan dan perkataan yang keluar dari manusia, adalah sel sel otak manusia. Tiddak tertutup kemungkinan ada pula rekaman yang terjadi pada sel sel jaringan oragan tubuh yang bermacam macam dengan cara yang tak diketahui hakikatnya.

Artinya:
Dan (ingatlah) hari ketika musuh-musuh Allah digiring keneraka, lalu mereka dikumpulkan. Hingga ketika mereka sampai disana ,bersaksilah terhadap mereka itu pendengaran mereka, pengelihatan mereka ,dan kulit-kulit mereka perihal segala apa yang dahulu mereka lakukan. mereka berkata kepada kulit-kulit mereka, mengapa engkau memberi kesaksian kepada kami?’kulit-kulit mereka menjawab ,’ Allah yang telah membuat kami berbicara sebagaimana dia telah menjadikan segala sesuatu dapat berkata-kata. Dia telah menciptakan kalian pada kali yang pertama, dan hanya kepadanya kalian akan dikembalikan.[4]



Artinya:
Pada hari (ketika) menjadi saksi terhadap mereka lisan-lisan mereka, tangan-tangan mereka ,dan kaki-kaki mereka atas apa yang dahulu mereka perbuatan.


Artinya :
Pada hari ini kami membungkam mulut-mulut mereka ,dan berkatalah kepada kami tangan-tangan mereka dan memberikan kesaksianlah kaki-kaki mereka atas segala apa yang dahulu mereka lakukan. Korteks otak tersusun dari bermiliar-miliar sel saraf yang terdapat pada suatu tempat yang relatif sempit ,yaitu bagian dalam tengkorak, oleh karena itu, konteks sel-sel saraf membentuk banyak lekukan dan benjolan. Permukaan korteks otak itu pada kenyataannya sangat besar. Kalau ia dihamparkan secara mendatar , ia dapat mencapai ukuran 16kaki persegi. Ukuran korteks otak yang luas juga tersusun bermiliar-miliar sel saraf, mungkinkan otak merekam seluruh pengalaman manusia serta beragam aktivitas yang dilakukannya. Kenyataanya korteks manusia itu merupakan sebuah rekaman amat bersar yang merekam segala apa yang dilakukan manusia. Bukan tidak mungkin, rekaman amal perbuatan manusia itu terdapat dalam sel-sel otaknya. Sebagaimana telah di singgung ,otak sebagai sarana rekam, yang sesuai denga kehendak Allah SWT . akan merekam semua amal manusia sehingga akan menjadi bukti yang tidak dapat dibantah lagi. [2]



Artinya :
Dan setiap manusia telah kami pasangkan amal perbuatanya pada lebernya. Dan kami mengeluarkan untuknya pada hari kiamat sebuah kitab

Artinya:
Diberitakan kepada manusia, pada hari itu segala apa yang  telah diperbuatnya dan segala apa yang telah dilalaikannya, bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya, meskipun ia megemukakan alasan alasannya.”[3]
            Perekam amal perbuatanmannusia dalam sel-sel otaknya itu hendaklah menutup kemunngkinan adanya rekaman lain atas amal perbuatan emua manusia, yaitu kitab yang telah dijelaskan oleh berapa ayat Al-Qur’an.
Artinnya:
 Dan bumipun benderang dengaan cahaya Rabb-nya, dan diberikanlah kitab, dan didatangkanlah para nabi dan saksi saksi, dan ditetapkanlah keputuan diantara mereka dengan benar, sedangkan mereka tidak akan dizalimi.[4]

Artinya:
Dan diletakanlah kitab, lalu kammu akan melibat orang orang yang berdo’a pada ketakutan terhadap apa yang tersurat didalamnya. Dan mereka berkata dubai celakahlah kami! Kitab apakah ini, tidak meninggakan yang kecil dan tidak pula yang besar melainkan ia memperhitungkannya. Dan mereka mendapati segala apa yang telah mereka perbuat itu ada dan tiaklagh Rabb-u akan menzalimi seorang jua pun.”[5]
Artinya:
“....Dan pada kami pada suatu kitab yang berbicara dengan benar, sedang mereka tidak akan dizalimmi: [6]
B. Persepsi dan Otak
            Semua organ perasa terpengaruh oleh stimlus stimulus indrawi yang diperoleh dari berbagai hal yang dapat diindra. Dari situ, timbullah denyut denyut saraf yang melewati sel sel saraf hingga sampai ke pusat sensasi yang ada pada otak, dan tejadilah persepsi inderawi. Al-Qur’an telah menunjukan beberapa organ perasa yang penting dalam banyak ayatnya.
Diantara contoh ayat ayat tersebut adalah:
Artinya
Dan Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui esuatu pun, dan dia memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati supaya kalian bersyukur”. [7]
Artinya:
“Dan dialah yang telah menciptakan bagi kalian pendengaran, penglihtan, dan hati. Amat sedikitlah klian bersyukur.” [8]

C. Aktivitas Berpikir dan Otak
            Pada awal ba ini telah diteranggkan bahwa pada korteks otak terdapat area area tertentu yang melaksanakan fungsi fungsi psikologis tertentu. Telah disebutkan bahwa pada areacuping dua dahi di bagian depan kepala terdapat pusat aktifitas berpikir tingkat tinggi pada manusia. Kenyataan ini  telah diisyaratkan Al-Qur’an dalam firman Allah SWT:

Artinya:
Ketahuilah, jik ia benar benar tidak berhenti, niscaya kami menarik ubun ubuunny. Yaitu ubun ubun orang yang mendustakan lagi berdosa.”[9]
            Ubun ubun merupakan bagian depan otak tempat berada dua cuping dahi. Pada dua cuping dahi itu terdapat pusat aktivitas berpikir. Gambaran yang disebutkan Allah SWT, bahwa ubun ubun Abu Jahal itu kedua ayat tersebut diturunkan berkaitan dengannya mendustakan lagi berdosa, sesungguhnya menunjukan perkataan dusta dan perbuatan dosa yang beredar di bagian depan otaknya[10]. Jadi, perkataan dusta dan perbuatan dosa yang  pertama tama bermula pada sel sel otak, dari otak seanjutnya keluar sinyal sinyal sarf menuju otot ottot lisan lalu ia pun mengucapkan perkataan dusta. Atau, sinyal sinyal saraf itu keluar menuju ke berbagai anggota tubuh lalu terjadilah perbuatan dosa.
            Penjelasan Al-Qur’an tentang ubun ubun yaang berdusta dan berdosa sesungguhnya mennunjukkan kebenaraan ilmiah tersebut yang baru diketahui pada zaman modern saat para pakar fisiologi berhasil menyingkaap pusat aktifitas psikologis dalam otak.

BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otak manusia mengendalikan semua aktivitas yang dilakukan manusia. Semua perbuatan itu di dunia akan terekam di otak manusia. Bekas bekas tersebut akasi yan tetap ada dalam korteks otak tersebut merupakan fondasi yang mendasari semua poses pemikiran manusia.
B. Saran
Agar Kiranya makalah yang kami buat bisa bermanfaat terhadap pembaca


Daftar Pustaka
Al-Qur’an dan terjemahannya , CV. Darus Sunah , Jakarta
Ary Ginanjar Agustian , ESQ, Arga
Musthofa, perbedaan akal manusia dan binatang , Mediahati.com
Imam Al- Ghazali , Menggali Mutiara Ihya Ulumuddin





4) Q.S. FUSHILAT (41) :19-21

5) Q.S. AN-NUR (24) :24
6) Q.S. YASIN (36)

[3]Q.S. Al-Qiyamah [75] : 13-15. Menjadi saksi atas dirinya sndiri, maksudnya ia sendiri yang akan menjadi bukti bagi dirinya, tegasnya ia adalah saksi bagi dirinya; meskipun ia menggunakan alasan alasan nya, maksudnya  meskipun ia mengajukan berbagai alasan  tak mungkin ia bisa melepaskan diri dari segala perbuatannya, (Al-Munntakhab fi Tafsiril  Qur’an dan Tafsir Ibnu Katsir, juz IV, hlm. 448)
[4] Q.S. Az-Zumar [39] : 69
[5] Q.S. Al-Kahfi [18] : 49
[6] Q.S. Al-Mu’minun [23] : 62.
[7] Q.S. An-Nahl [16] : 78.
[8] Q.S. An-Nisa [4] : 56
[9] Q.S.  Al-Alaq [96] : 15-16
[10] Dari berapa media informasi, penulis mengetahui bahwa salah seorang pembicara, pada seminar “Kemukjizatan Ilmiah dalam Al-Quran” yang diselenggrakan di Kairo pada 1984, megemukakan penafsiran tentang ubun ubun orang orang yang medustakan lagi berdosa sebagaimana yang telah penulis terangkan. Tapi, penulis tidak bisa menyebutkannyapada pembahasan ini mengingat waktu itu penulis sedang berada diluar Mesir. Selain itu bahasan bahasan dalam seminar tersebut belum dipublikasikan sampai saat itu.

No comments:

Post a Comment