Nama :
Nurkholis
Nim :
933802715
Matkul : Hadits 3
Silaturrahim
Marilah kita bertakwa kepada Allah
Ta’ala. Takwa yang juga dapat mengantarkan kita pada kebaikan hubungan dengan
sesama manusia, terutama sesama muslim agar semakin kokoh kekuatan
agama kita. Silaturrahim sendiri dibagi menjadi beberapa tingkatan, yang berhubungan
dengan nasab, dengan tetangga, dan sesama muslim.
Terkait
hubungan nasab, ada hak-hak yang harus kita penuhi berdasarkan tingkatannya.
Menjaga hubungan baik dengan kerabat ada haknya, akan tetapi haknya saudara
mahram lebih kuat dibandingkan haknya kerabat atau handa taulan. Dan haknya
orangtua lebih kuat dari pada haknya saudara mahram.
Menurut rukun bertetangga ada haknya juga bergantung
jarak dekat atau jauhnya, tetangga yang dekat haknya lebih kuat dibandingkan
yang jauh. Akan tetapi tetangga yang masih ada nasab lebih
diutamakan haknya dibandingkan tetangga yang tidak ada nasabnya.
Untuk
hak sesama muslim, kita perlu juga untuk menjaganya bukan malah mencari dalih
lain untuk menghindarnya dengan berpedoman tak kenal maka tak sayang.
Silaturrahim
adalah menyambung kembali tali hubungan yang sempat terputus antar keluarga,
saudara, atau kerabat karena ada sebab-sebab tertentu yang membuat jarak
diantara keduanya. Bisa dikarenakan karena jarak tempat yang menyebabkan kita jarang berjumpa
sehingga perlu ada kunjungan untuk merekatkannya atau bisa dikarenakan ada
suatu problem perpecahan atau pertengkaran.
Banyak
cara untuk menyambung tali silaturahim. Misalnya dengan cara
saling berziarah (berkunjung), saling memberi hadiah, atau dengan pemberian yang
lain. Sambunglah silaturahim
itu dengan berlemah lembut, berkasih sayang, wajah berseri, memuliakan, dan
dengan segala hal yang sudah dikenal manusia dalam membangun silaturahim. Dengan silaturahim, pahala yang besar akan diproleh dari
Allah Azza wa Jalla. Silaturahim menyebabkan seseorang bisa masuk ke dalam
surga. Silaturahim juga menyebabkan seorang hamba tidak akan putus hubungan
dengan Allah di dunia dan akhirat.
Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri
dan Shahîh Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî:
أَنَّ
رَجُلًا قَالَ : يا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِمَا يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ
وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ فَقَالَ النَّبِيُّ : لَقَدْ وُفِّقَ أَوْ قَالَ
لَقَدْ هُدِيَ كَيْفَ قُلْتَ ؟ فَأَعَادَ الرَّجُلُ فَقَالَ النَّبِيُّ : تَعْبُدُ
اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ
وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ النَّبِيُّ : إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا
أَمَرْتُ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Bahwasanya
ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai
Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke
dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi
hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun
mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan
sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung
silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia
masuk surga”.
Silaturahmi juga merupakan faktor yang
dapat menjadi penyebab umur panjang dan banyak rizki. Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
مَنْ
سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ
فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa yang ingin dilapangkan
rizqinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali
silaturrahim.”(Muttafaqun ‘Alaih)
Nabi
saw. Juga bersabda:
الرَّحِمُ
مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُولُ مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ
قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللَّهُ
Ar-Rahim
itu tergantung di ‘arsy, ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka
Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan
memutus hubungan dengannya.”(Muttafaqun ‘Alaih)
Nabi
saw.juga bersabda:
لَيْسَ
الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ
وَصَلَهَا
“Orang yang menyambung silaturrahim
itu bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang
yang menyambung silaturrahim ialah orang yang menjalin kembali hubungan
kekerabatan yang sudah terputus.”(muttafaqun ‘alaih)
Begitu
pula firman Alloh:
وَالَّذِينَ
يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ
اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۙ أُولَٰئِكَ لَهُمُ
اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّار
“Orang-orang
yang merusak janji Alloh setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa
yang Alloh perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan dibumi,
Orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang
buruk (jahannam). (Ar-ra’d /13:25)
Oleh karena itu, tetap
sambungkanlah tali silaturahim. Berhati-hatilah dari memutuskannya. Masing-masing
kita akan datang menghadap Allah dengan membawa pahala bagi orang yang
menyambung tali silaturahim.
Atau ia menghadap dengan membawa dosa bagi orang yang memutus tali silaturahim. Marilah kita memohon ampun kepada
Allah Ta’ala, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
No comments:
Post a Comment