A. PENGERTIAN PERSEPSI
Mengenai
pengertian persepsi menurut Prof. Dr. Bimo Walgito dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Psikologi Umum, beliau mengatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses
yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera. Alat indera tersebut merupakan alat
penghubung antara individu dengan dunia luarnya . Stimulus yang diindera
tersebut kemudian oleh individu diorganisasikan dan diinterpretasikan, sehingga
individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindera itu, dan proses ini
disebut persepsi.
PROSES TERJADINYA PERSEPSI
Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek
menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus
yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak.
Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu
menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang diraba. Adapun objek persepsi sangat banyak, tidak terbatas pada hal-hal tertentu
saja melainkan segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu sendiri
pun dapat menjadi objek persepsi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
Persepsi bersifat lebih
psikologis daripada proses pengindraan saja, maka ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, yaitu:
a. Perhatian yang Selektif
Individu menerima banyak
sekali stimulus dari lingkungannya. Tetapi individu tidak harus menanggapi
semua stimulus yang diterimanya. Untuk itu individu memusatkan perhatiannya
pada stimulus tertentu saja.
b. Ciri-ciri Rangsang
Stimulus yang bergerak akan
lebih menarik perhatian dari stimulus yang diam. Demikian juga stimulus yang
paling besar di antara stimulus yang kecil; yang kontras dengan latar
belakangnya dan intensitas rangsangnya yang paling kuat.
c. Nilai dan Kebutuhan Individu
Setiap orang mempunyai pola
dan cita rasa yang berbeda dalam mengamati sesuatu. Dalam suatu penelitian
menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat uang koin
lebih besar daripada anak-anak dari golongan ekonomi tinggi.
d. pengalaman dahulu
Pengalaman masa lalu sangat
memengaruhi seseorang dalam mempersepsi dunianya. Komputer sudah menjadi barang
yang biasa bagi kita tetapi belum tentu bagi orang yang berada di pulau yang
sangat terpencil atau orang yang berada di pedalaman.
Proses persepsi dilalui dengan proses penerimaan stimulus pada
reseptor yaitu indera, yang tidak langsung berfungsi
setelah dia lahir, tetapi akan berfungsi
sejalan dengan perkembangan fisiknya. Di dalam
Al-Qur’an terdapat beberapa ayat yang maknanya berkaitan dengan panca indera yang dimiliki manusia, antara lain dalam QS.
An-Nahl ayat 78 dan As-Sajdah ayat 9, yaitu :
وَٱللهُ أَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ أُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصٰرَ وَٱلْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْڪُرُوْنَ ﴿۶۸﴾
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS.
An-Nahl ayat 78)
ثُمَّ سَوَّىٰهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُوحِهِۦ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصٰرَ وَٱلْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيْلاً مَّا
تَشْكـــُــــــــرُونَ ﴿۹﴾
Artinya: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (Qs. As-Sajadah ayat 9)
Ayat tersebut
memberikan gambaran bahwa manusia dilahirkan
dengan tidak mengetahui sesuatu
apapun, maka Allah melengkapi manusia
dengan alat indera untuk manusia sehingga manusia dapat merasa atas apa yang terjadi padanya dari pengaruh-pengaruh
luar yang baru dan mengandung perasaan-perasaan
yang berbeda sifatnya antara satu dengan yang lainnya. Dengan alat indera tersebut, manusia akan
mengenali lingkungannya dan hidup
di dalam lingkungan tersebut.
Kemudian, ada
beberapa ayat di bawah ini mewakili tentang
panca indera yang berperan dalam proses
persepsi, antara lain:
1) Penglihatan
أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلَّهٗ رُكَامًا فَتَرَى ٱلْوَدْقَ
يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهِۦ وَيُنَزِّلُ مِنَ ٱلسَّمَۤاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهِۦ مَنْ يَشَۤاءُ وَيُصْرِفُهٗ عَنْ مَنْ يَشَۤاءُۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِۦ يَذْهَبُ بِٱلْأَبْصٰرِ ﴿۴۳﴾
Artinya: “Tidaklah
kamu melihat bahwa Allah mengarak awan,
kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya,
kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka
kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga)
menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu)
dari (gumpalan-gumpalan awan seperti)
gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es
itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan
dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS. An-Nuur. 43)
KESIMPULAN
Persepsi
merupakan fungsi psikis yang dimulai dari proses sensasi, yaitu proses
mendeteksi sejumlah rangsang sebagai bahan informasi, tetappi diteruskan dengan
proses mengelompokkan, menggolong-golongkan, mengartikan, dan mengaitkan beberapa rangsangan. Kemudian diinterpretasikan
sedemikian rupa menjadi sebuah arti yang subjektif individual.
Sebagaimana
yang telah tertera dalam Al-Qur’an bahwa ada lima indera (panca indera) yang
kesemuanya ikut berperan penting dalam proses persepsi, yaitu sebagai media
penangkap rangsangan yang berasal dari luar maaupun dalam diri individu. Dengan
pentingnya keberadaan persepsi, semua individu hendaknya tidak boleh salah
persepsi. Sebab, kesalahan persepsi dapat diakibatkan oleh banyak faktor yang
juga akan berpengaruh terhadap kepribadian diri. Pembentukan
persepsi adalah pemaknaan yang diawali oleh adanya stimulus, lalu berinteraksi
dengan interpretasi. Setiap interpretasi yang muncul didasarkan pada
hasilseleksi dan relasi dengan berbagai pandangan dari pengalaman yang telah
direalisasikan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum.
Bandung: Pustaka Setia.
Chaplin, J.P. 2006. Kamus Psikologi Lengkap. Jakarta:
PT. Raja Grafindo.
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum,
(Yogyakarta: ANDI, 2002), hlm. 69
mungkin bisa diberikan contoh2 persepsi yg ada dalam al qur'an.. Mohon penelasan nya...
ReplyDelete