Nama: Salma Nur Saida
Semester II / Tafsir
Psikologi
Tentang ‘Berfikir’
A.
Pengertian Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah
berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan
konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa
pengertian-pengertian. Berpikir adalah suatu kegiatan mental
yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja
otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak.
Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan
perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada
obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran
kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut.
Berpikir juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami sesuatu
yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi.
Dalam berpikir juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang,
menghitung, mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah-milah
atau membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan-kemungkinan
yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari
premis-premis yang ada, menimbang, dan memutuskan.
B.
Macam-macam berfikir
Berpikir banyak sekali macamnya. Banyak para ahli yang mengutarakan
pendapat mereka. Berikut ini akan dijelaskan macam-macam berpikir, yaitu :
1. Berpikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan
sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya, misal; penalaran tentang panasnya
api yang dapat membakar jika dikenakan kayu pasti kayu tersebut akan terbakar.
2. Berpikir ilmiah adalah pola
penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat, misal; dua hal
yang bertentangan penuh tidak dapat sebagai sifat hal tertentu pada saat yang
sama dala satu kesatuan.
3. Berpikir autistik: contoh berpikir
autistik antara lain adalah mengkhayal, fantasi atau wishful thinking. Dengan
berpikir autistik seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup
sebagai gambar-gambar fantastis.
4. Berpikir realistik: berpikir dalam
rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar (reasoning).
C.
Proses Berfikir
Proses atau jalannya berpikir ada empat
langkah, yaitu
a. Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut
pengertian logis di bentuk melalui menganalisis ciri-ciri dari sejumlah obyek yang sejenis. misalnya, manusia
Indonesia, ciri - cirinya: makhluk hidup, berbudi, berkulit sawo matang,
berambut hitam, dan untuk manusia Eropa, ciri-cirinya: mahluk hidup, berbudi,
berkulit putih, berambut pirang atau putih, bermata biru terbuka.
b. Pembentukan Pendapat, yaitu
menggabungkan atau memisah beberapa pengertian menjadi suatu tanda yang khas
dari masalah itu.
c. Pembentukan Keputusan, yaitu
menggabung-gabungkan pendapat tersebut. Keputusan adalah hasil perbuatan akal
untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.
d. Pembentukan Kesimpulan, yaitu menarik
keputusan dari keputusan-keputusan yang lain.
D. Keterkaitan dengan ayat Al-Qur’an
Al-Qur’an
telah menyeru kepada seluruh manusia untuk berfikir dalam :
Artinya : “ Aku hendak memperingatkan kepadamu suatu
hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah SWT (dengan ikhlas) berdua-dua atau
sendiri-sendiri, kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad).” (Q.S Saba’ :
46)
Didalam ayat ini, Allah SWT juga menyuruh
manusia berfikir tentang kosmologi, bentuknya, penciptaannya, dan pengaturan
peredarannya. Allah juga menyuruh manusia mempelajari sunatullah dalam segala
bentuk ilmu pengetahuan. ..
Allah
SWT berfirman,
“ katakanlah,
berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah SWT menciptakan
( manusia ) dari permulaannya” (Q.S al-‘Ankabut :
20)
Allah
berfirman,
“
dan apakah mereka tidak memperhatikan
kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT” (QS.
Al-‘Araf:185). Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mengajak kita manusia untuk
memikirkan apa yang ada dalam alam semesta ini.
Ayat-ayat tersebut merupakan
sebuah seruan yang jelas untuk melihat, menganalisis, dan mengkaji secara
ilmiah tentang semua makhluk dan tentang semua fenomena kosmologi Al-Quran
tidak hanya menyuruh manusia uantuk berfikir dan mengkaji secara ilmiah tentang
fenomena alama, tetapi juga untuk berfikir tentang rahasia pembentukan dirinya
secara biologis dan kejiwaan. Dengan demikian, Al-Quran mengajak kita manusia
untuk sering mengkaji ilmu biologi, psikologi, kedokteran dan kejiwaan. Dengan
berfikir, manusia mengetahui betapa kuasanya Allah SWT menciptakan alam sememsta dengan kekuatan
yang Maha Dasyat dan dirinya sebagai manusia sangat kecil dan berarti apa apa
di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
Allah
berfirman.
“ hanyalah orang-orang
yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran”
(QS. Ar-Ra’d :19)
REFERENSI :
Walgito,
Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
Sobur, Alex . 2003 . Psikologi Umum . Bandung : Pustaka Setia
No comments:
Post a Comment