Nama :
Muhammad Bintoro
NIM :
933801915
Mata kuliah
: hadits 3
Dsen :
qaidatul marhumah M.Th.I
Kata
“Akhlak” berasal dari bahasa Arab “Khulqun” yang berarti suatu
keadaan jiwa yang dapat melakukan tingkah laku tanpa membutuhkan banyak akal
dan pikiran.[1]
Sedangkan akhlak karimah (mahmudah) adalah segala tingkah laku yang terpuji
(yang baik) yang bisa juga dinamakan “fadilah” (kelebihan)[2]
Al-Ghazali menerangkan bentuk
keutamaan Akhlak Mahmudah yang dimiliki seseorang misalnya jujur, bersikap baik
terhadap tetangga dan tamu, itu dinyatakan sebagi gerak jiwa dan gambaran batin
seseorang yang secara tidak langsung menjadi akhlaknya. Al Gahzali menerangkan
adanya pokok keutamaan yang baik, antara lain mencari hikmah, bersikap berani,
bersuci diri, berlaku adil[3]
وعن أبي مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من دل
على ير فله مثل أجر فاعله .ارجه مسلم.
Dari Abdullah bin Mas’ud Radiyallahu
Anhu berkata “ Rasulullah SAW bersabda ,” Barang siapa yang menunjukan kepada
sebuah kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR.Muslim)
Cnth hadits akhlak terpuji
Hadits tentang
jujur
عن عبد الله
بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : عَلَيْكُمْ
بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ
إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ
يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ
يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا
يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ
كذاباً رواه مسلم .
“Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian
harus jujur karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan
kebaikan itu menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha
untuk jujur sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan
jauhilah oleh kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada
keburukan dan keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa
berdusta dan berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai
seorang pendusta” (HR Muslim) Shohih Muslim hadits no : 6586[4].
Ksa kata
الصِّدْقِ: jujur
البِرِّkebaikan:
يَهْدِيmenunjukkan:
الكَذِبَdusta:
Penjelasan
As-shiddiq artinya sesuai antara
perkataan dengan hati dan sesuai antara perbuatan dengan perkataan[5].
Para ulama berkata,” hadis di atas bermakna, bahwa jujur mengantarkan kepada
amal shalih yang bersih dari setiap cela.
Sedangkan al-birr adalah sebutan
untuk semua jenis kebaikan dan ada yang mengatakan bahwa itu adalah surga,
sedangkan kedustaan bisa menimbulkan kejahatan.
Jujur termasuk unsur terpenting
dalam kehidupan social, disamping sebagai landasan utama struktur masyarakat.
Tanpa adanya kejujuran dalam kehidupan bermasyarakat, maka akan terurailah
ikatan masyarakat dan hubungan antar sesama manusia. Kita tidak dapat
membayangkan betapa buruknya gambaran pergaulan masyarakat jika tidak disertai
dengan kejujuran. Sesungguhnya, kejujuran telah menjadi fitrah manusia. Sebagai
contoh, jika kita menceritakan tentang orang yang jujur dan orang yang dusta
kepada anak kecil, maka ia akan lebih menyukai orang yang jujur dan membenci
yang pendusta[6].
Makna Secara Umum:
Dalam hadits ini mengandung isyarat
bahwa siapa yang berusaha untuk jujur dalam perkataan maka akan menjadi
karakternya dan barangsiapa sengaja berdusta dan berusaha untuk dusta
maka dusta menjadi karakterya. Dengan latihan dan upaya untuk memiliki sifat
akan berlanjut menjadi sifat-sifat baik dan buruk tergantung individual
masing-masing. Hadits diatas menunjukkan agungnya perkara kejujuran dimana
ujung-ujungnya akan membawa orang yang jujur ke syurga serta menunjukan akan
besarnya keburukan dusta dimana ujung-ujungnya membawa orang yang dusta ke
neraka.
No comments:
Post a Comment