Blog Archive

Wednesday, March 8, 2017

persepsi



PERSEPSI

A.    Pengertian Persepsi
·         Etimologi: berasal dari kata perception (inggris); dari percipare (latin) yang artinya menerima/mengambil.
·         Terminologi: cara kita mengolah/mengerti pesan yang telah diproses system inderawi kita.
·         Menurut Dr. Bimo Walgito persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Namun prose situ tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. [[1]]
·         Jadi, persepsi adalah organisasi dan interpretasi sensasi sehingga individu dapat memaknai peristiwa/obyek di lingkungannya.

B.      Hakekat Persepsi
·         Persepsi merupakan kemampuan kognitif
Kognitif: berpikir. Pada awal pembentukan persepsi, seseorang telah menetapkan apa yang akan diperhatikan. Semakin besar perhatian seseorang maka, orang tersebut akan memperoleh makna dari sesuatu yang dia perhatikan kemudian, dihubungkan dengan masa lalu/pengalaman. [[2]]
·         Peran Atensi dalam Persepsi
Atensi: pemusatan pada aspek-aspek tertentu dari pengalaman yang sedang terjadi dan tidak menghiraukan yang lain.
Atensi selalu aktif pada waktu-waktu tertentu yaitu, ketika menerima asukan dari dugaan indera, kemudian ketika harus memilih dan menginterpretasikan data sensorik dan menentukan apakah akan memberikan rspon terhadap rangsangan tersebut.

C.     Proses terjadinya persepsi
1.      Objek menimbulkan stimulus
2.      Stimulus mengenai alat indera/reseptor
3.      Stimulus yang diterima alat indra diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak
4.      Di otak terjadi proses dimana individu menyadari apa yang dia lihat, apa yang dia dengar, apa yang diraba.

D.    Faktor yang mempengaruhi persepsi
·         Perhatian ang selektif
Individu menerima banyak rangsang/stimulus dari lingkungan. Tetapi individu tidak harus menanggapi semua stimulus yang diterima.
·         Ciri-ciri rangsang
1.      Stimulus yang bergerak akan lebih menarik perhatian daripada stimulus yang diam.
2.      Stimulus yang paling besar lebih menarik perhatian daripada stimulus yang lebih kecil.
3.      Stimulus yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangnya yang paling kuat.
·         Nilai dan kebutuhan individu
Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat uang koin lebih besar daripada anak-anak golongan ekonomi tinggi.
·         Pengalaman dahulu
Misalnya computer sudah menjadi barang yang umum bagi kita ang tinggal di perkotaan tapi tidak bagi orang yang berada di pulau terpencil.





E.     Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan persepsi
Proses persepsi dilalui dengan proses penerimaan stimulus oleh alat indera, yang tidak langsung berfungsi setelah seseorang lahir, tetapi akan berfungsi sejalan dengan perkembangan fisiknya. [[3]]

Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur’an yang memberikan gambaran bahwa manusia dilahirkan dengan tidak mengetahui sesuatu apapun, lalu Allah melengkapi manusia dengan alat indera sehingga manusia dapat merasa apa yang terjadi padanya, mengenali lingkungannya dan hidup di dalam ingkungan tersebut.

Q.S . An-Nahl : 78

ۙ وَالْأَفْئِدَةَوَالْأَبْصَارَ السَّمْعَ لَكُمُ وَجَعَلَ شَيْئًا تَعْلَمُونَ لَا تِكُمْ أُمَّهَا بُطُونِ مِنْ جَكُمْ أَخْرَوَاللَّهُ
تَشْكُرُونَ لَعَلَّكُمْ

 “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur”. 

Q.S. As-Sajadah: 9

تَشْكُرُونَ مَا قَلِيلًا ۚ وَالْأَفْئِدَةَوَالْأَبْصَارَ السَّمْعَ لَكُمُ وَجَعَلَ ۖ حِهِ رُو مِنْ فِيهِ وَنَفَخَ سَوَّاهُ ثُمَّ

 “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan-Nya) dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi kamu sedikit sekali brsyukur”.

Beberapa ayat Al-Qur’an yang mewakili tentang panca indera yang berperan dalam persepsi:

1.      Penglihatan (Q.S. An-Nur: 43)

خِلَالِهِ مِنْ يَخْرُجُ الْوَدْقَ فَتَرَى رُكَامًا يَجْعَلُهُ ثُمَّ بَيْنَهُ يُؤَلِّفُ ثُمَّ سَحَابًا يُزْجِي اللَّهَ أَنَّ تَرَ  أَلَمْ
ۖ يَشَاءُمَنْ عَنْ وَيَصْرِفُهُ يَشَاءُ مَنْ بِهِ فَيُصِيبُ بَرَدٍ مِنْ فِيهَا جِبَالٍ مِنْ السَّمَاءِ مِنَ وَيُنَزِّلُ
بِالْأَبْصَارِيَذْهَبُ بَرْقِهِ سَنَا يَكَادُ

“Tidaklah  kamu  melihat  bahwa  Allah  mengarak  awan,  kemudian  mengumpulkan antara  (bagian-bagian)nya,  kemudian  menjadikannya  bertindih-tindih,  Maka  kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari  langit,  (yaitu)  dari  (gumpalan-gumpalan  awan  seperti)  gunung-gunung,  Maka ditimpakan-Nya  (butiran-butiran)  es  itu  kepada  siapa  yang  dikehendaki-Nya  dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan”.

2.      Pendengaran (Q.S. Az-Zumar: 18)
الْأَلْبَاب أُولُو هُمْ وَأُولَٰئِكَ ۖاللَّهُ هَدَاهُمُ  الَّذِينَ أُولَٰئِكَ ۚ  أَحْسَنَهُفَيَتَّبِعُونَ الْقَوْلَ يَسْتَمِعُونَ الَّذِينَ
 “…yang  mendengarkan  Perkataan  lalu  mengikuti  apa  yang  paling  baik  di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”.

3.      Penciuman (Q.S. Ar-Rahman: 12)

وَالرَّيْحَانُ الْعَصْفِ ذُو وَالْحَبُّ
Dan  biji-bijian  yang  berkulit  dan  bunga-bunga  yang  harum baunya.”



[1] Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2010, hlm. 99

[2] Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 113-114
[3] Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Perpektif Hadits, alih bahasa oleh Zaenuddin Abu Bakar dkk, (Jakarta: Pustaka, 2004), hlm. 135

No comments:

Post a Comment