PERSEPSI
A. Pengertian
Persepsi
·
Etimologi:
berasal dari kata perception (inggris); dari percipare (latin) yang artinya
menerima/mengambil.
·
Terminologi:
cara kita mengolah/mengerti pesan yang telah diproses system inderawi kita.
·
Menurut Dr. Bimo
Walgito persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan,
yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Namun
prose situ tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan
dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. [[1]]
·
Jadi, persepsi
adalah organisasi dan interpretasi sensasi sehingga individu dapat memaknai peristiwa/obyek
di lingkungannya.
B. Hakekat Persepsi
·
Persepsi
merupakan kemampuan kognitif
Kognitif: berpikir. Pada awal
pembentukan persepsi, seseorang telah menetapkan apa yang akan diperhatikan.
Semakin besar perhatian seseorang maka, orang tersebut akan memperoleh makna
dari sesuatu yang dia perhatikan kemudian, dihubungkan dengan masa
lalu/pengalaman. [[2]]
·
Peran Atensi dalam
Persepsi
Atensi: pemusatan pada aspek-aspek
tertentu dari pengalaman yang sedang terjadi dan tidak menghiraukan yang lain.
Atensi selalu aktif pada
waktu-waktu tertentu yaitu, ketika menerima asukan dari dugaan indera, kemudian
ketika harus memilih dan menginterpretasikan data sensorik dan menentukan
apakah akan memberikan rspon terhadap rangsangan tersebut.
C. Proses
terjadinya persepsi
1. Objek
menimbulkan stimulus
2. Stimulus
mengenai alat indera/reseptor
3. Stimulus
yang diterima alat indra diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak
4. Di
otak terjadi proses dimana individu menyadari apa yang dia lihat, apa yang dia
dengar, apa yang diraba.
D. Faktor
yang mempengaruhi persepsi
·
Perhatian ang
selektif
Individu menerima banyak
rangsang/stimulus dari lingkungan. Tetapi individu tidak harus menanggapi semua
stimulus yang diterima.
·
Ciri-ciri
rangsang
1. Stimulus
yang bergerak akan lebih menarik perhatian daripada stimulus yang diam.
2.
Stimulus yang
paling besar lebih menarik perhatian daripada stimulus yang lebih kecil.
3.
Stimulus yang
kontras dengan latar belakangnya dan intensitas rangsangnya yang paling kuat.
·
Nilai dan
kebutuhan individu
Dalam suatu penelitian menunjukkan
bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat uang koin lebih besar
daripada anak-anak golongan ekonomi tinggi.
·
Pengalaman
dahulu
Misalnya computer sudah menjadi
barang yang umum bagi kita ang tinggal di perkotaan tapi tidak bagi orang yang
berada di pulau terpencil.
E. Ayat
Al-Qur’an yang berkaitan dengan persepsi
Proses persepsi
dilalui dengan proses penerimaan stimulus oleh alat indera, yang tidak langsung
berfungsi setelah seseorang lahir, tetapi akan berfungsi sejalan dengan
perkembangan fisiknya. [[3]]
Berikut adalah
beberapa ayat Al-Qur’an yang memberikan gambaran bahwa manusia dilahirkan
dengan tidak mengetahui sesuatu apapun, lalu Allah melengkapi manusia dengan
alat indera sehingga manusia dapat merasa apa yang terjadi padanya, mengenali
lingkungannya dan hidup di dalam ingkungan tersebut.
Q.S . An-Nahl :
78
ۙ وَالْأَفْئِدَةَوَالْأَبْصَارَ السَّمْعَ لَكُمُ وَجَعَلَ شَيْئًا تَعْلَمُونَ لَا تِكُمْ أُمَّهَا بُطُونِ مِنْ جَكُمْ أَخْرَوَاللَّهُ
تَشْكُرُونَ لَعَلَّكُمْ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, dan Dia memberimu pendengaran,
penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur”.
Q.S. As-Sajadah:
9
تَشْكُرُونَ مَا قَلِيلًا ۚ وَالْأَفْئِدَةَوَالْأَبْصَارَ السَّمْعَ لَكُمُ وَجَعَلَ ۖ حِهِ رُو مِنْ فِيهِ وَنَفَخَ سَوَّاهُ ثُمَّ
“Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan-Nya) dan Dia menjadikan
bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi kamu sedikit sekali
brsyukur”.
Beberapa
ayat Al-Qur’an yang mewakili tentang panca indera yang berperan dalam persepsi:
1.
Penglihatan
(Q.S. An-Nur: 43)
خِلَالِهِ مِنْ يَخْرُجُ الْوَدْقَ فَتَرَى رُكَامًا يَجْعَلُهُ ثُمَّ بَيْنَهُ يُؤَلِّفُ ثُمَّ سَحَابًا يُزْجِي اللَّهَ أَنَّ تَرَ أَلَمْ
ۖ يَشَاءُمَنْ عَنْ وَيَصْرِفُهُ يَشَاءُ مَنْ بِهِ فَيُصِيبُ بَرَدٍ مِنْ فِيهَا جِبَالٍ مِنْ السَّمَاءِ مِنَ وَيُنَزِّلُ
بِالْأَبْصَارِيَذْهَبُ بَرْقِهِ سَنَا يَكَادُ
“Tidaklah kamu
melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian
menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu
hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran)
es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan
awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya
(butiran-butiran) es itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.
Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan”.
2.
Pendengaran (Q.S. Az-Zumar: 18)
الْأَلْبَاب أُولُو هُمْ
وَأُولَٰئِكَ ۖاللَّهُ هَدَاهُمُ الَّذِينَ أُولَٰئِكَ ۚ أَحْسَنَهُفَيَتَّبِعُونَ الْقَوْلَ يَسْتَمِعُونَ الَّذِينَ
“…yang mendengarkan Perkataan
lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan
mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”.
3. Penciuman (Q.S. Ar-Rahman: 12)
وَالرَّيْحَانُ الْعَصْفِ ذُو وَالْحَبُّ
“Dan
biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga
yang harum baunya.”
[1]
Bimo Walgito,
Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2010, hlm. 99
[2]
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,
(Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 113-114
[3]
Muhammad Utsman Najati, Psikologi dalam Perpektif Hadits, alih bahasa
oleh Zaenuddin Abu Bakar dkk, (Jakarta: Pustaka, 2004), hlm. 135
No comments:
Post a Comment