Nama
|
:Amila Maulida
|
|
NIM
|
: 933801515
|
|
Mata Kuliah
|
: HADIS 4
|
|
HADIS
TENTANG SABAR
|
A.
Hadis
وعن أبي يحيى صهيب بن سنان رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير، وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن : إن أصابته سراء شكر فكان خيرًا له، وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرًا له))" رواه مسلم((.
B.
Terjemah
Artinya: Abu Yahya (Shuhaib) bin Sinan Arrumy r.a., berkata:
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sangat mengagumkan keadaan seorang mu'min,
sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin terjadi
demikian kecuali bagi seorang mu’min: Jika mendapat ni’mat ia bersyukur, maka
syukur itu lebih baik baginya, dan bila menderita kesusahan sabar, maka
kesabaran itu baik baginya." (Riwayat Muslim)
C.
Kata Kunci
عجبا
|
= Sangat mengagumkan
|
لأمر
|
= keadaan
|
سراء
|
= ni’mat
|
ضراء
|
= kesusahan
|
D.
Syarah Hadis
Hadis tersebut menunjukkan bahwa seorang mu’min dalam keadaan
apapun ia selalu bertempat di tempat yang baik.
Apabila seorang mu’min mendapatkan ni’mat ia mensyukurinya, mensyukuri
suatu ni’mat berarti memupuk ni’mat dan menimbulkan pahala yang lebih besar
dari keni’matan dunia yang telah diterima. Demikian pula jika menderita bala’
kesusahan, lalu bersabar, maka pahala
kesabaran merubah suasana bala’ menjadi keni’matan sebab pahala yang tersedia
baginya, jauh lebih besar daripada penderitaannya.[1]
Di dalam buku karangan Amin Sumawijaya disebutkan beberapa definisi
dari sabar yaitu Pertama keteguhan hati mengingat Allah untuk
mengendalikan hawa nafsu dan pikiran saat menunggu proses maupun menunggu
hasil. Kedua, tetap semangat dan bergairah menjalani proses kehidupan. Ketiga,
menerima apa adanya kondisi kita.[2]
Kesabaran membawa kepada kebaikan dan kebahagiaan Allah berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ﴿١٥٣﴾
Artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” Al-Baqarah[2]:153
Orang-orang beriman menjadikan sholat dan kesabaran sebagai
penolong untuk menghadapi cobaan.[3]
Seseorang yang sabar ia akan menyertakan Allah dalam setiap langkahnya, dengan
itu Allah juga akan berjalan bersama dan membantu kita dalam menyelesaikan setiap
masalah yang datang.
Sebuah cobaan akan terus mendatangi kita, Allah berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ﴿١٥٥﴾
Artinya:“Dan Kami
pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang
sabar.” Al-Baqarah[2]:155
Kabar gembira yang ditujukan untuk seseorang
yang sabar, mereka mendapatkan banyak keberkatan dan rahmat dari Allah[4].
Bahkan mereka mendapat nikmat yang lebih baik dari nikmat yang telah hilang
darinya.
Ada sebuah buku karya Jonathan Haidt berjudul The
Happiness Hypothesis yang berisi kumpulan hasil-hasil penelitian. Jika para
psikolog meneliti akibat-akibat buruk dari stres, dalam buku itu justru
dipaparkan keuntungan-keuntungannya. Disebutkan bahwa stres ternyata bisa
meningkatkan kualitas kebahagiaan. Jika kita, misalnya, meraih gelar Sarjana
dengan melewati proses yang membuat stres maka gelar itu akan kita terima
dengan sangat lega dan bahagia. Atau, Anda pasti akan bahagia luar biasa begitu
mendapatkan pasangan hidup yang sekian lama Anda coba dapatkan dengan susah payah
dan stres. [5]
Sabar ada bermacam-macam yaitu:[6]
1.
Sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
2.
Sabar dalam menjauhi perbuatan dosa dan maksiat kepada Allah
Ta’ala.
3.
Sabar terhadap takdir Allah SWT yang menyakitkan.
Sabar dalam melaksanakan ketaatan dan sabar dari hal-hal yang
diharamkan lebih baik daripada sabar terhadap takdir yang menyakitkan. Ini
ditegaskan oleh generasi Salaf, di antara mereka adalah Sa’id bin Jubair,
Maimun bin Mihran, dan selain keduanya.
Jenis sabar yang paling baik adalah puasa. Karena mengumpulkan
ketiga macam sabar. Puasa ada sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah dan
sabar dari menjauhi maksiat kepada Allah, karena seorang hamba meninggalkan
seluruh syahwatnya karena Allah Ta’ala dan bisa jadi hawa nafsunya mengajak kepada
syahwat-syahwatnya.
Jalaluddin Rahmat mengatakan bahwa bersabar terhadap musibah,
meskipun berat, itu hal biasa dan tak istimewa, sebagaimana bersyukur terhadap
karunia. Yang istimewa adalah jika bersyukur terhadap musibah. Bersyukur saat
ditimpa musibah itu, seperti dalam doa Imam Ali Zainal Abidin saat ia sakit, Ya
Allah, aku tidak tahu, apakah aku harus bersyukur atau bersabar dalam kondisi
sakitku ini. Sebab berkat sakitku ini, aku terhindar dari berbagai kenistaan,
aku lebih punya banyak waktu untuk berdzikir dan berkumpul bersama keluarga.[7]
Dari cerita Imam Ali Zainal Abidin sebenarnya ia juga mengalami
kesusahan yaitu sakit, namun karena ia mengubah sudut pandangnya bahwa karena
sakit yang dideritanya ia bisa menjadi lebih dekat dengan Allah. Oleh karena
itu, kita jangan hanya melihat sebuah kekurangan atau kesulitannya. Bersabarlah
dan ambil hikmah dari setiap cobaan dan musibah yang didatangkan Allah untuk
kita.
[1] Tarjamah
Riadhus Shalihin, Terj. Salim Bahrusj (Bandung: PT Al Ma’arif, 1986), 52.
[2] Amin
Sumawijaya, Biarkan Al-Qur’an Menjawab (Jakarta: Zaman, 2013), 291.
[3] M.Quraish
Shihab, Tafsir Al-Misbah (Tanggerang: Lentera Hati, 2005), 363.
[4] Ibid., 367.
[5] Jalaluddin
Rakhmat, Tafsir Kebahagiaan (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2011), 39.
[6] Yazid bin
Abdul Qadir Jawas, Syarah Arba’in An Nawawi (Jakarta: Penebar Sunnah,
2011), 445.
[7] Rakhmat, Tafsir
Kebahagiaan, 55.
No comments:
Post a Comment