Blog Archive

Wednesday, October 12, 2016

hadis tematik syafaat



MAKALAH
SYAFAAT
Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata KuliahHadist IV

Dosen pengampu:
M.Th.IQoidatulMarhumah










Di Susun Oleh :

SarawutPantawi(933200614)



PRODI ILMU HADIST
JURUSAN USHULUDDIN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
       
A.    Latar Belakang
Syafaat sangat diyakini oleh kaum muslim khususnya ulama ahlus Sunnah wal Jamaah akan Urgensinya di hari kiamat besok. Karena hanya dengan syafaat orang yang mempunyai dosa besar dan seharusnya ditempatkan di neraka bisa berkurang masanya dengan pertolongan nabi Muhammad,dikarenakan saat dia hidup pernah membaca sholawat atas Nabi.  Namun Terlepas dari itu syafaat rasul tidak akan berguna bilamana tidak mendapatkan ridha dari Allah. Sebagaimana firmanya yang berbunyi:                            
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيم 
‘‘ Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam’’. ( Q.S.9:113)
Sangat banyak yang perlu kita ketahui tentang syafaat,tidak hanyaa sekedar mengetaui apa itu syafaat tetapi juga hal-hal penting lainnya. Disini penulis akan mencoba mengulas syafaat, mulai dari apa itu syafaat, siapakah pemilik dan pemberi syafaat, syafaat Rasul, persyaratan apa saja untuk mendapatkan syafaat, macam-macam syafaat dll. Pembahasan ini tentunya akan dibingkai dengan beberapa hadits karena tujuan dari pembahasan ini adalah menyingkap hadits-hadits yang berkaitan dengan syafaat, tetapi mengingat  pedoman pertama umat islam adalah Al-Quran maka disini juga akan disebutkan beberapa ayat-ayat yang berkaitan dengan syafaat.
A.    Rumusan Masalah
1)      BagaimanaHadisttentangSyafaat ?
2)      Apapengertiansyafaat
3)     Apasajamacam-macamsyafaat?
4)    Bagaimanasyafaatmenurutpendapatbeberapagolongan?


BAB II
PEMBAHASAN   
1.      HadisttentangSyafaat
حدثنامحمدبنمقاتل: أخبرناعبدالله: أخبرناأبوحيانالتيمي،عنأبيزرعةبنعمروبنجرير،عنأبيهريرةرضياللهعنهقال:
أتيرسولاللهصلىاللهعليهوسلمبلحم،فرفعإليهالذراع،وكانتتعجبه،فنهسمنهانهسةثمقال: (أناسيدالناسيومالقيامة،وهلتدرونممذلك؟يجمعاللهالناسالأولينوالآخرينفيصعيدواحد،يسمعهمالداعيوينفذهمالبصر،وتدنوالشمس،فيبلغالناسمنالغموالكربمالايطيقونولايحتملون،فيقولالناس: ألاترونماقدبلغكم،ألاتنظرونمنيشفعلكمإلىربكم؟فيقولبعضالناسلبعض: عليكمبآدم،فيأتونآدمعليهالسلامفيقولونله: أنتأبوالبشر،خلقكاللهبيده،ونفخفيكمنروحه،وأمرالملائكةفسجدوالك،اشفعلناإلىربك،ألاترىإلىمانحنفيه،ألاترىإلىماقدبلغنا؟فيقولآدم: إنربيقدغضباليومغضبالميغضبقبلهمثله،ولنيغضببعدهمثله،وإنهنهانيعنالشجرةفعصيته،نفسينفسينفسي،اذهبواإلىغيري،اذهبواإلىنوحفيأتوننوحافيقولون: يانوح،إنكأنتأولالرسلإلىأهلالأرض،وقدسماكاللهعبداشكورا،اشفعلناإلىربك،ألاترىإلىمانحنفيه؟فيقول: إنربيعزوجلقدغضباليومغضبالميغضبقبلهمثله،ولنيغضببعدهمثله،وإنهقدكانتليدعوةدعوتهاعلىقومي،نفسينفسينفسي،اذهبواإلىغيري،اذهبواإلىإبراهيمفيأتونإبراهيمفيقولون: ياإبراهيم،أنتنبياللهوخليلهمنأهلالأرض،اشفعلناإلىربك،ألاترىإلىمانحنفيه؟فيقوللهم: إنربيقدغضباليومغضبالميغضبقبلهمثله،ولنيغضببعدهمثله،وإنيقدكنتكذبتثلاثكذبات – فذكرهنأبوحيانفيالحديث – نفسينفسينفسي،اذهبواإلىغيري،اذهبواإلىموسىفيأتونموسىفيقولون: ياموسى،أنترسولالله،فضلكاللهبرسالتهوبكلامهعلىالناس،اشفعلناإلىربك،ألاترىإلىمانحنفيه؟فيقول: إنربيقدغضباليومغضبالميغضبقبلهمثله،ولنيغضببعدهمثله،وإنيقدقتلتنفسالمأومربقتلها،نفسينفسينفسي،اذهبواإلىغيري،اذهبواإلىعيسىفيأتونعيسىفيقولون: ياعيسى،أنترسولالله،وكلمتهألقاهاإلىمريموروحمنه،وكلمتالناسفيالمهدصبيا،اشفعلنا،ألاترىإلىمانحنفيه؟فيقولعيسى: إنربيقدغضباليومغضبالميغضبقبلهمثلهقط،ولنيغضببعدهمثله – ولميذكرذنبا – نفسينفسينفسي،اذهبواإلىغيري،اذهبواإلىمحمدصلىاللهعليهوسلمفيأتونمحمداصلىاللهعليهوسلمفيقولون: يامحمدأنترسولالله،وخاتمالأنبياء،وقدغفراللهلكماتقدممنذنبكوماتأخر،اشفعلناإلىربك،ألاترىإلىمانحنفيه؟فأنطلقفآتيتحتالعرش،فأقعساجدالربيعزوجل،ثميفتحاللهعليمنمحامدهوحسنالثناءعليهشيئالميفتحهعلىأحدقبلي،ثميقال: يامحمدارفعرأسك،سلتعطه،واشفعتشفع،فأرفعرأسيفأقول: أمتييارب،أمتييارب،فيقال: يامحمدأدخلمنأمتكمنلاحسابعليهممنالبابالأيمنمنأبوابالجنة،وهمشركاءالناسفيماسوى ذلك من الأبواب، ثم قال: والذي نفسي بيده، إن ما بين المصراعين من مصاريع الجنة كما بين مكة وحمير، أو: كما بين مكة وبصرى)]
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah, telah dibawakan daging. Beliau lalu membentangkan tangannya. Beliau menyukai daging tersebut, kemudian Beliau menggigitnya. Beliau bersabda, “Aku adalah pemimpin manusia pada hari kiamat, apakah kamu mengetahui mengapa demikian? Allah akan mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian dalam suatu lapangan. Lalu ada seseorang yang menyeru kepada mereka, dan penglihatannya dapat menembus mereka. Matahari dekat kepada mereka. Maka, manusia sampai kepada suatu kebingungan dan kesusahan yang mereka tiada mampu (mengatasinya) dan tidak kuat menaggungnya.
Manusia berkata kepada sebagian lainnya, ‘Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kamu? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kamu? Apakah kamu tidak melihat siapakah orang yang dapat mensyafaati (membela) kamu kepada Tuhanmu?’
Lalu sebagian manusia berkata kepada sebagian yang lainnya, ‘Datanglah kamu kepada Adam.’ Lalu mereka berkata kepadanya, ‘Engkau adalah Bapaknya manusia, Allah telah menjadikanmu dengan tangan-Nya. Dia meniupkan roh-Nya dan Dia menyuruh para malaikat agar sujud, dan mereka bersujud kepadamu. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu! Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?’
Maka Adam berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan-ku telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah dia berikan. Sesungguhnya Dia telah melarangku memakan buah suatu pohon (larangan), namun aku melanggarnya. Bagaimana aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kamu kepada Nuh a.s.’
Lalu mereka datang kepada Nuh dan berkata kepadanya, ‘Wahai Nuh, engkau adalah rasul yang awal di muka bumi dan Allah telah menyebutmu seorang hamba yang sangat bersyukur. Syafaatilah kami kepada Tuhan Kami, apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?’
Maka Nuh berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhan-ku telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah dia berikan. Sesungguhnya aku telah mendoakan celaka atas kaumku. Bagaimana aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kamu kepada Ibrahim a.s.’
Lalu mereka datang kepada Ibrahim dan berkata, ‘Wahai Ibrahim, engkau adalah nabi Allah dan kekasih-Nya dari penduduk bumi. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu, apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?’
Maka Ibrahim berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah Dia berikan. –Nabi Ibrahim menyebutkan dusta-dustanya—, bagaimanakah aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kamu kepada selainku, pergilah kamu kepada Musa a.s.’
Lalu mereka pergi kepada Musa dan berkata, ‘Wahai Musa, engkau adalah utusan Allah, Allah telah menganugerahkan kepadamu dengan risalah-Nya dan firman-Nya atas manusia. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu, apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?’
Maka Musa berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah Dia berikan sebelumnya. Sesungguhnya aku telah membunuh seorang (manusia), padahal aku tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Bagaimana aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kepada Isa a.s.’
Lalu mereka datang kepada Isa a.s. dan berkata, ‘Wahai Isa, sesungguhnya engkau adalah utusan Allah dan kalimat yang Dia letakkan kepada Maryam, dan kamu berbicara dengan manusia pada waktu dalam buaian. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu, apakah kamu tidak melihat apa-apa yang ada pada kami? Apakah kamu tidak melihat apa-apa yang telah sampai kepada kami?’

Maka Isa berkata kepada mereka, ‘Sesungguhnya Tuhanku telah membenciku pada hari ini dengan kebencian yang belum pernah Dia berikan sebelumnya. –Namun dia tidak menyebutkan dosanya—. Bagaimana aku dapat memberikan syafaat kepadamu? Pergilah kamu kepada Muhammad saw.’
Maka mereka datang kepada Nabi Muhammad saw. dan berkata, ‘Wahai Muhammad engkau adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Sesungguhnya Allah telah mengampuni bagi Tuan (dosa) yang terdahulu dan yang kemudian. Syafaatilah kami kepada Tuhanmu. Apakah Tuan tidak melihat apa-apa yang ada pada kami?’
Maka Nabi Muhammad pergi, lalu datang di bawah arasy. Beliau bersujud kepada Tuhannya. Kemudian Allah membukakan dan memberitahukan kepada Beliau, yaitu pujian-pujian kepada-Nya dan (ucapan) tanda terima kasih yang baik kepada-Nya. Dia tidak membukakannya bagi seorang pun selain Beliau.
Kemudian Allah berfirman, ‘Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu dan mohonkanlah (kepada-Ku), niscaya kamu akan Kuberi, dan mohonlah syafaat (kepada-Ku), niscaya kamu (diizinkan) memberi syafaat.’
Maka Nabi Muhammad mengangkat kepalanya, lalu berkata, ‘Ya Tuhanku, selamatkanlah umatku. Selamatkanlah umatku.’ Lalu dikatakan kepada Beliau saw., ‘Aku akan memasukkan sebagian dari umatmu ke surga, yaitu orang-orang yang tiada hisaban atasnya melalui Baabul Aiman, yaitu salah satu pintu surga. Mereka adalah sekutu-sekutu manusia lainnya mengenai pintu-pintu selain Baabul Aiman.’
Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya antara dua daun pintu dari pintu-pintu surga seperti jarak antara Mekah dan Hajr, dan seperti jarak antara Mekah dan Bashrah.”—Dalam hadits Bukhari, “… seperti jarak antara Mekah dan Hamilir.”[1]
2.      PengertianSyafaat
          Artisyafaatialahbantuanataupertolongan.Sementara, secarasosiologis, syafaatdiartikandengansebuahpertolongan yang diberikanseseorangkepada orang lain yang mengharapkanpertolongannya; usahadalammemberikansuatumanfaatbagi orang lain ataumengelakkansuatumudarat (bahaya) kepada orang lain. Akan tetapijikasyafaatitudinisbatkankepada Allah maka kata itubermaknasebuahpengampunan yang diberikanoleh-Nya.
           Hal inisesuaidenganayat yang artinya: ’Barangsiapa yang memberikansyafaat yang baik, niscayaiaakanmemperolehbagian (pahala) daripadanya. Dan barangsiapamemberisyafaat yang buruk, niscayaiaakanmemikulbeban (dosa) daripadanya. Allah MahaKuasaatassesuatu (QS 4:85).Begitu pula dalamhaditsNabi yang diriwayatkan Abu Musya al-Asy’ari, dikatakan, ketikaNabi Saw kedatanganseorang yang punyahajat (kepentingan), beliauberkatapadasahabat:”Berilahsyafaat (pertolongan) supayakamumendapatpahaladan Allah Swt. akanmemutuskanmelaluilisanNabi-Nyaapa yang diakehendaki.[2]
3.     Macam-MacamSyafaat
MenurutIbnuQayyimsyafaatituada 6 macamyaitu:
          Syafaat Kubra, yaitupararasulululazmimenyatakantidakmemilikinya, hinggaketikasampaipadanabi saw beliauberkata: “ Akulah yang dikhususkanuntuknya.” Yaituketikaparamakhlukdatangkepadaparanabiuntukmemohonsyafaatbagimerekakepadarabbmereka.Sehingga Allah swtmeredakanapa yang merekaalamisaatitu. Syafaatinidikhududkanbagibeliau, tidakadaseorangpun yang menyertaibeliau.
          Syafatuntukahlisurga agar memasukisurga.Berkenaandenganinitelahditerangkanoleh Abu Hurairahdalamhadispanjangnya, yaituhadis yang muttafaq `alaih.
          Syafaatbagiumatnya yang melakukandosadanterancammasukneraka.Beliaumemintakansyafaatbagimereka agar tidakmasukneraka.
          Syafaatuntuk orang yang bebuatmaksiatdarigolonganahlitauhid yang masuknerakakarenadosa-dosanya.Hadis-hadistentanginicukupbanyak, dantelahdisepakatiolehparasahabatdanahlisunnah. Merekamenganggapbid`ahpada orang yang mengingkariadanyasyafaatini.

Syafaatbagisuatukaumdariahlisurgauntukmenambahpahalamerekadanmeninggikanderajatmereka.Mengenaiinitidakadaseorang  pun yang membantahnya. Semuanyadikhususkanbagi yang ikhlas, yaituorangorang yang tidakpernahmenjadikanselain Allah swtsebagaipenolongataupunpemberisyafaat. Sebagaimanafirman Allah swt:
          Apakahmerekatidakmemperhatikanberapabanyakgenerasi yang Telah kami binasakansebelummereka, padahal (generasiitu) Telah kami teguhkankedudukanmereka di mukabumi, yaituketeguhan yang belumpernah kami berikankepadamu, dan kami curahkanhujan yang lebatatasmerekadan kami jadikansungai-sungaimengalir di bawahmereka, Kemudian kami binasakanmerekaKarenadosamerekasendiri, dan kami ciptakansesudahmerekagenerasi yang lain. (QS. Al-An`am:6)
          Syafaatuntuksebagiankeluarganya yang kafir yang termasukahlinerakasehinggadiringankanadzabnya, daninikhususuntukAbiThalib.
                Syafaat yang ditetapkaniniadalahuntukahliikhlasdantauhid (orang-orang yang mentauhidkan Allah swtdenganmemurnikanibadahkepadaNya) denganseizin Allah swt, bukanuntukmereka yang berbuatsyirikkepadaNya.[3]
3.      Syafaatmenurutbeberapagolongan
          Secara garis besar, semua umat islam meyakini adanya syafaat yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambanya di akhirat nanti. Syafaat dapat berupa pelipatgandakan pahala atau balasan manusia atas apa yang telah diperbuat di dunia. Syafaat juga diartikan sebagai keringanan atau dihapuskannya dosa bagi orang-orang yang telah melakukan kesalahan di dunia juga syafaat berarti keluarnya orang-orang yang berdosa besar dari neraka suatu saat kelak.
          Suatu paham mengartikan bahwa syafaat itu diberikan kepada orang-orang yang telah melakukan dosa besar. Dosa besar yang semestinya menerima azab, akan tetapi mereka terbebas dari azab-Nya, juga diberikan kepada orang-orang yang diridhai-Nya. Itulah menurut faham Asy’ariyah.
          Kaum Mu’tazilah berpendapat bahwa syafaat Nabi hanya untuk menambah derajat dan pahala bagi orang-orang mukmin, sedangkan al-Zamakhsyari mengemukakan bahwa syafaat itu tidak bisa diberikan kepada para pelaku maksiat dengan alasan bahwa tidak ada orang yang bisa menanggung hak orang lain, baik dengan melakukan apa yang semestinya dijalankan orang lain ataupun membebaskan orang lain dari kewajibannya. Maka dari itu syafaat hanya berlaku dalam pengertian menambah anugerah yang telah diberikan Allah.
          Menurut Ahlussunnah syafaat diberikan kepada orang-orang yang diridhoi oleh Allah. Diridhoi disini dimaksudkan bahwa seluruh orang, baik yang melakukan dosa besar maupun kecil, jika ia diridhoi oleh Allah mendapatkan syafaat Nabi Muhammad, maka ia akan mendapatkannya[4]














BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kita sebagaiUmatNabi Muhammad dituntununtukselalumengikutiajaran-ajaranBeliau.MencintaiNabi Muhammad tidakhanyadenganmengikutiajarannyasaja, tetapijugadengancarabershalawatatasBeliau. BetapacintanyaRasulkepadaumatnya, ituditandaidenganadanyapemberiansyafaatRasulkepadaumatnyabesok di harikiamat.
SyafaatNabiuntukumatnyaterdiridarisyafaatdidunia, syafaatNabi di padangmahsyar yang dinamakansyafaat al-Qubra, dansyafaatNabisetelahmasaperitungan yang dinamakandengansyafaat al-Udma.
Kita semuapercayabahwaamalshaleh yang kitalakukanjauhlebihsedikitdariamalsalah yang seringkitaperbuat.Olehkarenaitu, karenakasih-Nyakepadakita, Allah memberikanwewenangkepadarasuluntukmemberisyafaat.AlangkahbahagianyakitajikalaumendapatkansyafaatRasulbesok di hariakhir.



 








DAFTAR PUSTAKA
KhalilManna al-Qathan. Studi Ilmu Al-Qur’an, terj. Muzakkir As. (Bogor: Pustaka Lentera Antar Nusa, 2001).
Shohih Muslim juz I(Beirut. Dar al-Fikr.tt)
Ibrahim bin Muhamad al-Baijuri, Tuhfah al-Murid, al-Hidayah Surabaya.
Terj. Fathul Majid penjelasan dari kitab tauhid, (Jakarta: Pustaka Azam, 2002),
Al-Zamakhsyari, al-Kasyaf, Jilid I, (ttp: Intisyarat Aftab Tamran, tth)




[1] Shohih Muslim juz I(Beirut. Dar al-Fikr.tt) hlm 127-29
[2]Syeh Islam Ibrahim bin Muhamad al-Baijuri, Tuhfah al-Murid, al-Hidayah Surabaya, hlm.116
[3]Terj. Fathul Majid penjelasan dari kitab tauhid, (Jakarta: Pustaka Azam, 2002), hlm 396
[4]Al-Zamakhsyari, al-Kasyaf, Jilid I, (ttp: Intisyarat Aftab Tamran, tth). Hlm. 214-215, 291

No comments:

Post a Comment