Blog Archive

Thursday, October 27, 2016

IH5 Hadis tematik NERAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Haditsn adalah sumber dan dasar  hukum Islam setelah Al-Qur’an, dan Umat Islam  diwajibkan mengikuti dan mengamalkan Hadits sebagaimana mestinya.
Al-Qur’an dan Al-Hadits merpakan sumber hukum pokok dalam syari’at Islam yang tetap. Dan Umat Islam tidak akan mungkin bisa memahami Syari’at Islam secara mendalam dan lengkap tanpa kembali kepada dua sumber hukum Islam tersebut. Seorang Mujtahid dan seorang Ulama’ pun tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri dengan mengambil salah satu dari keduanya.
Dan kita sebagai Umat Islam berkewajiban mengakui Al-Qur’an maupun Al-Hadits sebagai pedoman dan acuan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini saya sebagai pemakalah berkeinginin membahas mengenai salah ciptaan Allah yaitu Neraka dalam Hadits Nabi Saw. Dengan harapan supaya Umat Islam lebih yakin terhadap kebesaran Allah SWT.
B.     Rumusan Masalah
1.       Bagaimana gambaran Neraka Dalam Hadits Nabi Saw.?
2.       Siapa saja penghuni Neraka dalam Hadits Nabi Saw.?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Gambaran Neraka Dalam Hadits
Neraka itu mengerikan sesuai hadits Nabi sebagai berikut :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ انْخَسَفَتْ الشَّمْسُ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ أُرِيتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا كَالْيَوْمِ قَطُّ أَفْظَع

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Zaid bin Aslam dari 'Atha' bin Yasar dari 'Abdullah bin 'Abbas berkata, "Ketika terjadi gerhana matahari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat (gerhana), kemudin beliau bersabda: "Neraka telah diperlihatkan kepadaku, dan belum pernah sekalipun aku melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan dari pada hari ini."(HR. Bukhari No. 413)
Di dalam neraka tersebut terdapat Aneka macam siksaan yang amat pedih dan dahsyat semuanya ada di dalam neraka. Bunga apinya berkobar menyala-nyala dengan derajat kepanasan yang tak terukur panasnya yang membakar dan mengelupaskan kepala dan kulit tubuh serta menghujam ke dalam hati, menghancurkan daging dan meremuk redamkan tulang belulang. Di dalam neraka yang mana apinya sangat panas,[1] sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi sebagai berikut :
- حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ الدُّورِيُّ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ عَاصِمٍ هُوَ ابْنُ بَهْدَلَةَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُوقِدَ عَلَى النَّارِ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى احْمَرَّتْ ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ فَهِيَ سَوْدَاءُ مُظْلِمَةٌ
Telah menceritakan kepada kami Abbas Ad Duri Al Baghdadi telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Bukair telah menceritakan kepada kami Syarik dari 'Ashim, yaitu Ibnu Bahdalah dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Bara api neraka jahannam itu dipanaskan selama seribu tahun sampai menjadi merah, kemudian dipanaskan lagi selama seribu tahun sampai menjadi putih, kemudian dipanaskan lagi selama seribu tahun sampai menjadi hitam, maka dia menjadi hitam gelap". (HR. Bukhari No.2516)
Dalam hadits ini sudah jelas api neraka dipanaskan selama seribu tahun sampai menjadi merah, lalu dipanaskan lagi sama menjadi putih lalu masih dpanaskan lagi hingga berwarna hitam gelap. sebagai deskripsi tentang api Neraka dan tingkat panasnya. Kalau api dunia saja sanggup membakar hangus timah dan besi, maka bisa dipastikan bahwa api Neraka akan sanggup melelehkan timah dan besi itu meski dalam radius puluhan kilometer, timah dan besi belum tersentuh oleh apinya namun baru kena hawa panasnya saja pasti sudah meleleh. Masya Allah! Sebegitu dahsyat api dalam Neraka.
Itulah api Neraka, sebuah api yang akan digunakan untuk membakar tubuh-tubuh manusia yang durjana , sungguh bukan main-main Allah menyediakan tempat yang bernama Neraka  ini. Itu baru deskripsi tentang apinya belum lagi tentang tingkat kesengsaraan dan kedahsyatan siksaannya. Yang jelas, jika manusia diperlihatkan oleh Allah betapa dahsyatnya siksaan Neraka, meski lewat mimpi maka dimungkinkan orang tersebut akan mengalami gangguan jiwa karena saking takutnya. Ia akan mengalami trauma berkepanjangan dan tak akan sanggup melupakan kengerian itu sepanjang hidupnya.
Bagaimana tidak, coba lihat deskripsi kengerian Neraka yang pernah dijelaskan oleh malaikat Jibril:” Demi Dzat yang mengutus engkau (Muhammad) sebagai seorang Nabi.” Kata Jibril.” Andai kata saja pintu Neraka dibuka hanya selebar lubang jarum saja  dari arah timur, maka semua penduduk yang ada disebelah barat pasti akan terbakar terkena suhu panasnya. Demi Dzat yang yang mengutusmu Muhammad sebagai seorang Nabi andaikata pakaian-pakaian penghuni Neraka digantungkan dilangit dan dibumi, sungguh akan mati penduduk langit dan bumi karena sangat panasnya pakaian itu. Demi Dzat yang mengutusmu Muhammad sebagai seorang Nabi , andaikata sehasta rantai sebagaimana yang telah Dia Firmankan dalam KitabNya diletakkan diatas gunung, maka hancurlah semua gunung hingga sampai pada bumi yang ketujuh. Demi Dzat yang mengutusmu Muhammad sebagai seorang Nabi, jika ada satu orang dari penduduk Neraka disiksa dari arah barat, maka pasti akan terbakar seseorang yang berada disebelah timur karena saking pedihnya siksaan itu dan karena saking panasnya api Neraka itu. Sungguh tebing-tebing Neraka sangat curam, kayu-kayu yang ada adalah terdiri dari manusia, minuman yang ada disana adalah air yang mendidih dan berupa nanah sedangkan pakaiannya adalah dari timah dan tembaga yang meleleh.”[2]
B.     Penghuni Neraka Dalam Hadits
Ada beberapa penghuni neraka, yaitu :
1.      Orang berdusta mengatasnamakan Nabi
١٠٣ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي مَنْصُورٌ قَالَ سَمِعْتُ رِبْعِيَّ بْنَ حِرَاشٍ يَقُولُ سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَكْذِبُوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَلِجْ النَّار

Telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Al Ja'd berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'bah berkata, telah mengabarkan kepadaku Manshur berkata, aku mendengar Rib'i bin Jirasy berkata, aku mendengar 'Ali berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian berdusta terhadapku (atas namaku), karena barangsiapa berduasta terhadapku dia akan masuk neraka." (HR. Bukhari No. 103)
Haram hukumnya berdusta atas nama Rasulullah saw. Perbuatan itu termasuk dosa besar dan pelakunya berhak masuk ke dalam Neraka. Atau ia telah menyiapkan tempat di dalam Neraka. Akan tetapi, ia tidak dihukumi kafir selama ia tidak menghalalkan perbuatan tersebut, wallahu a'lam.
Barangsiapa dengan sengaja berdusta atas nama Rasulullah saw. walaupun hanya sekali, maka gugurlah martabat agamanya dan ditolak riwayatnya. Seluruh riwayatnya tidak bisa dijadikan sebagai hujjah. Kecuali ia bertaubat dengan taubat nashuha. Jika ia telah bertaubat, riwayatnya diterima kembali. Berbeda dengan orang yang beranggapan bahwa taubatnya tidak menjadikan riwayatnya diterima.
2.      Orang yang mati karena bunuh diri

١٢٧٦ - حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِي النَّارِ وَالَّذِي يَطْعُنُهَا يَطْعُنُهَا فِي النَّار

Telah menceritakan kepada kami Abu AL Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "Barangsiapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka". (HR. Bukhari No. 1276)

Orang yang bunuh diri akan mendapat balasan nya di akhirat nanti.Pertama, menjatuh diri di lembah Jahannam, dalam bubuk apinya yang berkobar menyala, berbolak-balik dalam kerak apinya, agar siksa bertambah, di atas tumpukan tambahan siksaan. Yang kedua, di tangannya menggenggam racun. Merasakan panas, dan sakit, sampai relung-relung tubuhnya, sembari ditusuk-tusuk racun yang mem-binasakan. Sementara api membakarnya dari luar. Setiap daging terpisah dari tulang dan tulang terpisah dari daging, ia dipakaikan daging dan tulang baru, agar berulang kali merasakan serangan-serangan siksa. Yang ketiga, di tangannya menggenggam sebilah pisau. Menikam-nikam ulu hatinya. Setiap kali tikaman, nyawanya memberontak ke sana kemari. Sementara ia terpenjara oleh amuk panas dan semburan api, seolah kepala-kepala setan. 
3.      Orang yang tidak membayar zakat
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ امْرَأَتَيْنِ أَتَتَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي أَيْدِيهِمَا سُوَارَانِ مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ لَهُمَا أَتُؤَدِّيَانِ زَكَاتَهُ قَالَتَا لَا قَالَ فَقَالَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتُحِبَّانِ أَنْ يُسَوِّرَكُمَا اللَّهُ بِسُوَارَيْنِ مِنْ نَارٍ قَالَتَا لَا قَالَ فَأَدِّيَا زَكَاتَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ قَدْ رَوَاهُ الْمُثَنَّى بْنُ الصَّبَّاحِ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ نَحْوَ هَذَا وَالْمُثَنَّى بْنُ الصَّبَّاحِ وَابْنُ لَهِيعَةَ يُضَعَّفَانِ فِي الْحَدِيثِ وَلَا يَصِحُّ فِي هَذَا الْبَابِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْء

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwasannya dua orang wanita datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam dengan memakai dua kalung dari emas di tangan mereka, lantas beliau bertanya kepada keduanya: "Apakah kalian sudah membayar zakatnya?" Mereka menjawab, belum. Maka Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda kepada keduanya: "Apakah kalian berdua suka kelak Allah memakaikan pada kalian dua kalung dari api neraka?" Mereka berdua langsung menjawab, tidak. Beliau bersabda: "Maka tunaikanlah zakatnyai." Abu 'Isa berkata, hadits ini telah diriwayatkan oleh Al Mutsanna bin Shabbah dari Amru bin Syu'aib, padahal Al Mutsanna bin Shabbah dan Ibnu Lahi'ah, keduanya didla'ifkan dalam periwayatan hadits serta tidak ada satu haditspun yang berbicara tentang hal ini yang derajatnya shahih. (HR. Bukhari No. 576)
Zakat termasuk dari rukun Islam yang terpenting, dan Allah sering menggandengkan dia dengan perintah shalat pada banyak ayat dalam Al-Qur`an. Karenanya siapa saya yang tidak membayar zakat setelah seluruh syarat wajibnya terpenuhi maka dia sungguh dia telah melakukan suatu dosa yang besar, bahkan ada sebagian ulama yang menyatakannya sebagai amalan kekafiran. Akan tetapi, pendapat yang paling kuat dalam masalah ini adalah pendapat mayoritas ulama yang berpendapat bahwa orang yang menolak membayar zakat karena bakhil hukumnya tidaklah kafir akan tetapi dia telah melakukan dosa yang sangat besar. Hadits di atas menjadi dalil akan tidak kafirnya orang yang tidak membayar zakat. Sisi pendalilannya: Karena setelah dia disiksa dengan hartanya yang dia tidak keluarkan zakatnya, di akhirnya dia akan melihat jalannya apakah dia akan masuk ke dalam surga ataukah akan masuk ke dalam neraka. Seandainya pelakunya kafir tentunya tidak akan ada pilihan baginya untuk masuk ke dalam surga. Kecuali jika dia mengingkari kewajiban zakat maka para ulama telah bersepakat bahwa dia adalah orang yang kafir.
Telah diketahui betapa besarnya kewajiban berzakat, maka sesungguhnya agama Islam memberikan hukuman tegas terhadap orang yang meninggalkan kewajiban zakat ini. Orang Islam yang telah wajib berzakat, tetapi tidak menunaikannya dan tidak meyakini kewajiban zakat, maka dia murtad dari agama ini dan menjadi orang kafir. Adapun jika masih meyakini kewajibannya, maka dia telah berbuat dosa besar, namun tidak kafir. Dalil tentang hal ini ialah hadits yang telah disampaikan di atas. Bahwa orang yang tidak berzakat akan disiksa sampai diputuskan hukuman pada hari kiamat, kemudian ia akan melihat jalannya menuju surga atau neraka. Jika ia telah kafir, maka pasti tidak akan menuju surga.
4.      Kebanyakan Wanita
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Zaid bin Aslam dari 'Atho' bin Yasar dari Ibnu 'Abbas berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita. Karena mereka sering mengingkari". Ditanyakan: "Apakah mereka mengingkari Allah?" Beliau bersabda: "Mereka mengingkari pemberian suami, mengingkari kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata: 'aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu". (HR. Bukhari No. 28)
Dalam hadits diatas sudah jelas penyebab kenapa penghuni neraka lebih banyak wanita daripada laki-laki, yaitu Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya. Rasulullah s.a.w menjelaskan hal ini pada sabda baginda di atas tadi. Kekufuran seumpama ini terlalu banyak kita dapati di tengah-tengah keluarga kaum muslimin, iaitu seorang isteri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak sesuai dengan kehendak isteri sebagaimana kata pepatah,’panas setahun dihapus oleh hujan sehari’. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang isteri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya.
Yang kedua yakni Durhaka Terhadap Suami, Kedurhakaan yang dilakukan seorang isteri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Bentuk kedurhakaan itu adalah :
1. Derhaka dengan ucapan.
Bentuk pertama ialah seorang isteri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya.
2. Derhaka dengan perbuatan.
Bentuk kedua yang dilakukan para isteri terjadi apabila seorang isteri tidak mahu melayani keperluan batiniyah suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya. bentuk lainnya ialah apabila seorang isteri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Tindakan ini sebenarnya adalah seakan-akan seorang isteri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar’i.[3]
Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Syurga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum lelaki dari akhirat disebabkan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.
5.     Orang Kafir
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ أُنَاسًا فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ بِالظَّهِيرَةِ ضَوْءٌ لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ قَالُوا لَا قَالَ وَهَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ضَوْءٌ لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ قَالُوا لَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا كَمَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ تَتْبَعُ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتْ تَعْبُدُ فَلَا يَبْقَى مَنْ كَانَ يَعْبُدُ غَيْرَ اللَّهِ مِنْ الْأَصْنَامِ وَالْأَنْصَابِ إِلَّا يَتَسَاقَطُونَ فِي النَّارِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ إِلَّا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ بَرٌّ أَوْ فَاجِرٌ وَغُبَّرَاتُ أَهْلِ الْكِتَابِ فَيُدْعَى الْيَهُودُ فَيُقَالُ لَهُمْ مَنْ كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ قَالُوا كُنَّا نَعْبُدُ عُزَيْرَ ابْنَ اللَّهِ فَيُقَالُ لَهُمْ كَذَبْتُمْ مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ صَاحِبَةٍ وَلَا وَلَدٍ فَمَاذَا تَبْغُونَ فَقَالُوا عَطِشْنَا رَبَّنَا فَاسْقِنَا فَيُشَارُ أَلَا تَرِدُونَ فَيُحْشَرُونَ إِلَى النَّارِ كَأَنَّهَا سَرَابٌ يَحْطِمُ بَعْضُهَا بَعْضًا فَيَتَسَاقَطُونَ فِي النَّارِ ثُمَّ يُدْعَى النَّصَارَى فَيُقَالُ لَهُمْ مَنْ كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ قَالُوا كُنَّا نَعْبُدُ الْمَسِيحَ ابْنَ اللَّهِ فَيُقَالُ لَهُمْ كَذَبْتُمْ مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ صَاحِبَةٍ وَلَا وَلَدٍ فَيُقَالُ لَهُمْ مَاذَا تَبْغُونَ فَكَذَلِكَ مِثْلَ الْأَوَّلِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ إِلَّا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ مِنْ بَرٍّ أَوْ فَاجِرٍ أَتَاهُمْ رَبُّ الْعَالَمِينَ فِي أَدْنَى صُورَةٍ مِنْ الَّتِي رَأَوْهُ فِيهَا فَيُقَالُ مَاذَا تَنْتَظِرُونَ تَتْبَعُ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتْ تَعْبُدُ قَالُوا فَارَقْنَا النَّاسَ فِي الدُّنْيَا عَلَى أَفْقَرِ مَا كُنَّا إِلَيْهِمْ وَلَمْ نُصَاحِبْهُمْ وَنَحْنُ نَنْتَظِرُ رَبَّنَا الَّذِي كُنَّا نَعْبُدُ فَيَقُولُ أَنَا رَبُّكُمْ فَيَقُولُونَ لَا نُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Abdul 'Aziz Telah menceritakan kepada kami Abu 'Umar Hafsh bin Maisarah dari Zaid bin Aslam dari 'Atha bin Yasar dari Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu dia berkata; sejumlah orang pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; 'Ya Rasulullah, apakah kami dapat melihat Allah pada hari kiamat? Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab. 'Ya, ' apakah kalian merasa kesulitan melihat matahari yang terang benderang serta tidak ada mendung?" Mereka berkata: "Tidak wahai Rasulullah!" lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah kalian merasa kesullitan melihat rembulan pada malam purnama yang tidak ada mendung dibawahnya?", mereka berkata; "Tidak, wahai Rasulullah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat-Nya kelak pada hari kiamat tanpa merasa kesulitan sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya. Pada hari kiamat, sang penyeru akan mengumumkan, setiap umat mengikuti apa yang mereka sembah. Maka mereka yang menyembah selain Allah seperti berhala dan tuhan-tuhan yang lain akan berjatuhan ke neraka. Hingga yang tinggal hanyalah mereka yang menyembah Allah baik orang-orang yang saleh maupun orang yang jahat dan sejumlah orang dari ahlu kitab. Kemudian orang Yahudi akan dipanggil, Allah akan bertanya kepada mereka: Apa yang kamu sembah? Mereka menjawab; 'Kami menyembah Uzair putra Allah. Maka akan dikatakan kepada mereka; 'Kalian adalah para pendusta! Karena Allah tidak pernah mengambil istri atau memilik anak. Apa yang sekarang kalian inginkan? Mereka menjawab; 'Kami sangat haus ya Rabb, maka berilah kami minum. Maka mereka digiring dan ditunjukan, 'Minumlah. Pada saat itulah mereka akan dikumpulkan di dalam api neraka yang bentuknya seperti fatamorgana yang saling merusak satu sama yang lainnya. Kemudian mereka akan ditenggelamkan ke dalam api neraka. Setelah itu orang-orang Nashrani akan dipanggil, Apa yang kamu sembah? Mereka menjawab; 'Yesus putra Allah. Maka dikatakan kepada mereka: 'Kalian adalah para pendusta! Karena Allah tidak pernah mengambil istri atau memilik anak. Apa yang sekarang kalian inginkan? Maka mereka menjawab sebagaimana orang Yahudi dan akan dilemparkan ke dalam api neraka. Kemudian yang tetap tinggal adalah mereka yang hanya beribadah kepada Allah. Baik itu orang saleh atau orang yang berbuat kejahatan. Allah akan mendatangi mereka dalam bentuk yang mendekati gambaran mereka tentang Dia dalam benak mereka. Akan dikatakan kepada mereka; Apa yang kalian tunggu? Setiap bangsa mengikuti tuhan yang disembahnya didunia. Mereka akan menjawab; Kami meninggalkan orang-orang di dunia ketika kami sedang sangat membutuhkan mereka dan kami tidak mengambil mereka sebagai tandingan. Sekarang kami sedang menunggu Rabb kami yang kami sembah. Maka Allah akan berkata; Akulah Rabb kalian, mereka akan senantiasa berkata, sebanyak dua atau tiga kali; 'Kami tidak menyekutukan Allah'.(HR. Bukhari No. 4215)
6.      Orang yang saling membunuh
٣٠ - حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ وَيُونُسُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ ذَهَبْتُ لِأَنْصُرَ هَذَا الرَّجُلَ فَلَقِيَنِي أَبُو بَكْرَةَ فَقَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قُلْتُ أَنْصُرُ هَذَا الرَّجُلَ قَالَ ارْجِعْ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِه

Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Al Mubarak Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid Telah menceritakan kepada kami Ayyub dan Yunus dari Al Hasan dari Al Ahnaf bin Qais berkata; aku datang untuk menolong seseorang kemudian bertemu Abu Bakrah, maka dia bertanya: "Kamu mau kemana?" Aku jawab: "hendak menolong seseorang" dia berkata: "Kembalilah, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika dua orang muslim saling bertemu (untuk berkelahi) dengan menghunus pedang masing-masing, maka yang terbunuh dan membunuh masuk neraka". aku pun bertanya: "Wahai Rasulullah, ini bagi yang membunuh, tapi bagaimana dengan yang terbunuh?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Dia juga sebelumnya sangat ingin untuk membunuh temannya". (HR. Bukhari No. 30)
yang pertama Membunuh orang kafir, Dalam Islam tidak semua orang kafir memusuhi kaum Muslimin. Oleh karena itu, agama Islam mengajarkan sikap yang berbeda terhadap orang-orang kafir yang memerangi kaum Muslimin dengan orang-orang kafir yang tidak memerangi. Dan  Islam melarang membunuh orang kafir yang tidak memerangi kaum Muslimin, yaitu orang kafir dzimmi, mu’ahad, dan musta’man. Barangsiapa membunuh orang kafir jenis ini, maka dia terkena ancaman keras yang datang dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
yang kedua Membunuh Orang Mukmin, Membunuh orang kafir dengan tanpa haq dilarang, apalagi membunuh dengan sengaja orang Mukmi. Sudah jelas hukumnya tidak boleh dan dosanya lebih besar.[4]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengancam orang yang sengaja membunuh seorang Mukmin dengan lima ancaman, yaitu :
1. Disiksa di Jahannam
2. Khulûd (kekal, tinggal lama) dalam Jahannam
3. Allâh murka kepadanya
4. Allâh melaknatnya (mengutukinya), yaitu menjauhkannya dari rahmat-Nya
5. Allâh menyediakan adzab yang besar baginya.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sudah di paparkan oleh pemakalah mengenai Neraka dalam hadits, yang berkesimpulan bahwa keadaan Neraka dalam hadits yaitu sangat mengerikan di karenakan api di neraka itu dipanaskan selama 3000 hari. Dan penghuninya tidak lain adalah makhluk Allah Swt. Yaitu Manusia. Penghuninya pun sangat bermacam-macam, dan dalam Hadits Nabi sendiri pun kebanyakan penghuninya yaitu wanita. Dan masih banyak lagi penghuninya yang tertera dalam Hadits Nabi.



DAFTAR PUSTAKA
Rathomy,Moh. Abdai, 1993, Inilah Hari Pembalasan (Kiamat), Bandung, PT Al-Ma’arif.
Choiran, A. Marzuki,1997, Qiamat Surga dan Neraka,Yogyakarta, Pustaka Belajar Offset.



[1] Moh. Abdai Rathomy, Inilah Hari Pembalasan (Kiamat), (Bandung, PT Al-Ma’arif : 1993)., 163.
[2] A. Marzuki Choiran, Qiamat Surga dan Neraka,(Yogyakarta, Pustaka Belajar Offset : 1997).,199.
[3] http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/niswah/747-wanita-penghuni-neraka
[4]http://www.lampuislam.org/2015/10/16-dosa-yang-dibalas-allah-dengan-neraka.html?m=1

No comments:

Post a Comment