BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sebagaimana telah kita
ketahui bahwa Haditsn adalah sumber dan dasar
hukum Islam setelah Al-Qur’an, dan Umat Islam diwajibkan mengikuti dan mengamalkan Hadits
sebagaimana mestinya.
Al-Qur’an dan Al-Hadits
merpakan sumber hukum pokok dalam syari’at Islam yang tetap. Dan Umat Islam
tidak akan mungkin bisa memahami Syari’at Islam secara mendalam dan lengkap
tanpa kembali kepada dua sumber hukum Islam tersebut. Seorang Mujtahid dan
seorang Ulama’ pun tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri dengan mengambil
salah satu dari keduanya.
Dan kita sebagai Umat Islam
berkewajiban mengakui Al-Qur’an maupun Al-Hadits sebagai pedoman dan acuan
pokok dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini saya sebagai pemakalah
berkeinginin membahas mengenai salah ciptaan Allah yaitu Neraka dalam Hadits
Nabi Saw. Dengan harapan supaya Umat Islam lebih yakin terhadap kebesaran Allah
SWT.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana gambaran Neraka Dalam Hadits Nabi Saw.?
2. Siapa saja penghuni Neraka dalam Hadits Nabi Saw.?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran
Neraka Dalam Hadits
Neraka itu mengerikan sesuai hadits Nabi sebagai berikut :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ
مَالِكٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ انْخَسَفَتْ الشَّمْسُ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ أُرِيتُ النَّارَ فَلَمْ أَرَ مَنْظَرًا
كَالْيَوْمِ قَطُّ أَفْظَع
Telah
menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Zaid bin Aslam
dari 'Atha' bin Yasar dari 'Abdullah bin 'Abbas berkata, "Ketika terjadi
gerhana matahari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat
(gerhana), kemudin beliau bersabda: "Neraka telah diperlihatkan kepadaku,
dan belum pernah sekalipun aku melihat suatu pemandangan yang lebih mengerikan
dari pada hari ini."(HR. Bukhari No. 413)
Di
dalam neraka tersebut terdapat Aneka macam siksaan yang amat pedih dan dahsyat semuanya ada
di dalam neraka. Bunga apinya berkobar menyala-nyala dengan derajat kepanasan
yang tak terukur panasnya yang membakar dan mengelupaskan kepala dan kulit
tubuh serta menghujam ke dalam hati, menghancurkan daging dan meremuk redamkan
tulang belulang. Di dalam neraka yang mana apinya sangat panas,[1]
sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi sebagai berikut :
- حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ الدُّورِيُّ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا شَرِيكٌ عَنْ عَاصِمٍ هُوَ ابْنُ
بَهْدَلَةَ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُوقِدَ عَلَى النَّارِ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى
احْمَرَّتْ ثُمَّ أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ ثُمَّ
أُوقِدَ عَلَيْهَا أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ فَهِيَ سَوْدَاءُ مُظْلِمَةٌ
Telah
menceritakan kepada kami Abbas Ad Duri Al Baghdadi telah menceritakan kepada
kami Yahya bin Abu Bukair telah menceritakan kepada kami Syarik dari 'Ashim,
yaitu Ibnu Bahdalah dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Bara api neraka jahannam itu dipanaskan
selama seribu tahun sampai menjadi merah, kemudian dipanaskan lagi selama
seribu tahun sampai menjadi putih, kemudian dipanaskan lagi selama seribu tahun
sampai menjadi hitam, maka dia menjadi hitam gelap". (HR. Bukhari No.2516)
Dalam
hadits ini sudah jelas api neraka dipanaskan selama seribu tahun sampai menjadi
merah, lalu dipanaskan lagi sama menjadi putih lalu masih dpanaskan lagi hingga
berwarna hitam gelap. sebagai deskripsi tentang api Neraka dan tingkat panasnya. Kalau
api dunia saja sanggup membakar hangus timah dan besi, maka bisa dipastikan
bahwa api Neraka akan sanggup melelehkan timah dan besi itu meski dalam radius
puluhan kilometer, timah dan besi belum tersentuh oleh apinya namun baru kena
hawa panasnya saja pasti sudah meleleh. Masya Allah! Sebegitu dahsyat api dalam
Neraka.
Itulah api Neraka, sebuah api yang akan digunakan untuk membakar
tubuh-tubuh manusia yang durjana , sungguh bukan main-main Allah menyediakan
tempat yang bernama Neraka ini. Itu baru deskripsi tentang apinya belum
lagi tentang tingkat kesengsaraan dan kedahsyatan siksaannya. Yang jelas, jika
manusia diperlihatkan oleh Allah betapa dahsyatnya siksaan Neraka, meski lewat
mimpi maka dimungkinkan orang tersebut akan mengalami gangguan jiwa karena
saking takutnya. Ia akan mengalami trauma berkepanjangan dan tak akan sanggup
melupakan kengerian itu sepanjang hidupnya.
Bagaimana tidak, coba lihat deskripsi kengerian Neraka yang pernah
dijelaskan oleh malaikat Jibril:” Demi Dzat yang mengutus engkau (Muhammad)
sebagai seorang Nabi.” Kata Jibril.” Andai kata saja pintu Neraka dibuka hanya
selebar lubang jarum saja dari arah timur, maka semua penduduk yang ada
disebelah barat pasti akan terbakar terkena suhu panasnya. Demi Dzat yang yang
mengutusmu Muhammad sebagai seorang Nabi andaikata pakaian-pakaian penghuni
Neraka digantungkan dilangit dan dibumi, sungguh akan mati penduduk langit dan
bumi karena sangat panasnya pakaian itu. Demi Dzat yang mengutusmu Muhammad
sebagai seorang Nabi , andaikata sehasta rantai sebagaimana yang telah Dia
Firmankan dalam KitabNya diletakkan diatas gunung, maka hancurlah semua gunung
hingga sampai pada bumi yang ketujuh. Demi Dzat yang mengutusmu Muhammad
sebagai seorang Nabi, jika ada satu orang dari penduduk Neraka disiksa dari
arah barat, maka pasti akan terbakar seseorang yang berada disebelah timur
karena saking pedihnya siksaan itu dan karena saking panasnya api Neraka itu.
Sungguh tebing-tebing Neraka sangat curam, kayu-kayu yang ada adalah terdiri
dari manusia, minuman yang ada disana adalah air yang mendidih dan berupa nanah
sedangkan pakaiannya adalah dari timah dan tembaga yang meleleh.”[2]
B. Penghuni
Neraka Dalam Hadits
Ada beberapa penghuni neraka, yaitu :
1. Orang
berdusta mengatasnamakan Nabi
١٠٣ - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ قَالَ أَخْبَرَنَا
شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي مَنْصُورٌ قَالَ سَمِعْتُ رِبْعِيَّ بْنَ حِرَاشٍ
يَقُولُ سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَا تَكْذِبُوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ فَلْيَلِجْ
النَّار
Telah menceritakan kepada kami
'Ali bin Al Ja'd berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'bah berkata, telah
mengabarkan kepadaku Manshur berkata, aku mendengar Rib'i bin Jirasy berkata,
aku mendengar 'Ali berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Janganlah kalian berdusta terhadapku (atas namaku), karena barangsiapa
berduasta terhadapku dia akan masuk neraka." (HR. Bukhari No. 103)
Haram hukumnya berdusta atas nama Rasulullah saw. Perbuatan itu termasuk
dosa besar dan pelakunya berhak masuk ke dalam Neraka. Atau ia telah menyiapkan
tempat di dalam Neraka. Akan tetapi, ia tidak dihukumi kafir selama ia tidak
menghalalkan perbuatan tersebut, wallahu a'lam.
Barangsiapa dengan sengaja berdusta atas nama Rasulullah saw. walaupun
hanya sekali, maka gugurlah martabat agamanya dan ditolak riwayatnya. Seluruh
riwayatnya tidak bisa dijadikan sebagai hujjah. Kecuali ia bertaubat dengan
taubat nashuha. Jika ia telah bertaubat, riwayatnya diterima kembali. Berbeda
dengan orang yang beranggapan bahwa taubatnya tidak menjadikan riwayatnya
diterima.
2. Orang
yang mati karena bunuh diri
١٢٧٦ - حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ
حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي
يَخْنُقُ نَفْسَهُ يَخْنُقُهَا فِي النَّارِ وَالَّذِي يَطْعُنُهَا يَطْعُنُهَا
فِي النَّار
Telah menceritakan kepada kami Abu AL
Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib telah menceritakan kepada kami Abu
Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Telah
bersabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "Barangsiapa yang mencekik
dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang
menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka". (HR.
Bukhari No. 1276)
Orang yang
bunuh diri akan mendapat balasan nya di akhirat nanti.Pertama, menjatuh diri di
lembah Jahannam, dalam bubuk apinya yang berkobar menyala, berbolak-balik dalam
kerak apinya, agar siksa bertambah, di atas tumpukan tambahan siksaan. Yang
kedua, di tangannya menggenggam racun. Merasakan panas, dan sakit, sampai
relung-relung tubuhnya, sembari ditusuk-tusuk racun yang mem-binasakan.
Sementara api membakarnya dari luar. Setiap daging terpisah dari tulang dan
tulang terpisah dari daging, ia dipakaikan daging dan tulang baru, agar
berulang kali merasakan serangan-serangan siksa. Yang ketiga, di tangannya
menggenggam sebilah pisau. Menikam-nikam ulu hatinya. Setiap kali tikaman,
nyawanya memberontak ke sana kemari. Sementara ia terpenjara oleh amuk panas
dan semburan api, seolah kepala-kepala setan.
3. Orang
yang tidak membayar zakat
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا ابْنُ
لَهِيعَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ
امْرَأَتَيْنِ أَتَتَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي
أَيْدِيهِمَا سُوَارَانِ مِنْ ذَهَبٍ فَقَالَ لَهُمَا أَتُؤَدِّيَانِ زَكَاتَهُ
قَالَتَا لَا قَالَ فَقَالَ لَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَتُحِبَّانِ أَنْ يُسَوِّرَكُمَا اللَّهُ بِسُوَارَيْنِ مِنْ نَارٍ
قَالَتَا لَا قَالَ فَأَدِّيَا زَكَاتَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ قَدْ
رَوَاهُ الْمُثَنَّى بْنُ الصَّبَّاحِ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ نَحْوَ هَذَا
وَالْمُثَنَّى بْنُ الصَّبَّاحِ وَابْنُ لَهِيعَةَ يُضَعَّفَانِ فِي الْحَدِيثِ
وَلَا يَصِحُّ فِي هَذَا الْبَابِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ شَيْء
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah
telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya
dari kakeknya bahwasannya dua orang wanita datang kepada Nabi Shallallaahu
'alaihi wasallam dengan memakai dua kalung dari emas di tangan mereka, lantas
beliau bertanya kepada keduanya: "Apakah kalian sudah membayar
zakatnya?" Mereka menjawab, belum. Maka Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa
salam bersabda kepada keduanya: "Apakah kalian berdua suka kelak Allah
memakaikan pada kalian dua kalung dari api neraka?" Mereka berdua langsung
menjawab, tidak. Beliau bersabda: "Maka tunaikanlah zakatnyai." Abu
'Isa berkata, hadits ini telah diriwayatkan oleh Al Mutsanna bin Shabbah dari
Amru bin Syu'aib, padahal Al Mutsanna bin Shabbah dan Ibnu Lahi'ah, keduanya
didla'ifkan dalam periwayatan hadits serta tidak ada satu haditspun yang
berbicara tentang hal ini yang derajatnya shahih. (HR. Bukhari No. 576)
Zakat
termasuk dari rukun Islam yang terpenting, dan Allah sering menggandengkan dia
dengan perintah shalat pada banyak ayat dalam Al-Qur`an. Karenanya siapa saya
yang tidak membayar zakat setelah seluruh syarat wajibnya terpenuhi maka dia
sungguh dia telah melakukan suatu dosa yang besar, bahkan ada sebagian ulama
yang menyatakannya sebagai amalan kekafiran. Akan tetapi, pendapat yang paling
kuat dalam masalah ini adalah pendapat mayoritas ulama yang berpendapat bahwa
orang yang menolak membayar zakat karena bakhil hukumnya tidaklah kafir akan
tetapi dia telah melakukan dosa yang sangat besar. Hadits di atas menjadi dalil
akan tidak kafirnya orang yang tidak membayar zakat. Sisi pendalilannya: Karena
setelah dia disiksa dengan hartanya yang dia tidak keluarkan zakatnya, di
akhirnya dia akan melihat jalannya apakah dia akan masuk ke dalam surga ataukah
akan masuk ke dalam neraka. Seandainya pelakunya kafir tentunya tidak akan ada
pilihan baginya untuk masuk ke dalam surga. Kecuali jika dia mengingkari
kewajiban zakat maka para ulama telah bersepakat bahwa dia adalah orang yang
kafir.
Telah diketahui
betapa besarnya kewajiban berzakat, maka sesungguhnya agama Islam memberikan
hukuman tegas terhadap orang yang meninggalkan kewajiban zakat ini. Orang Islam
yang telah wajib berzakat, tetapi tidak menunaikannya dan tidak meyakini
kewajiban zakat, maka dia murtad dari agama ini dan menjadi orang kafir. Adapun
jika masih meyakini kewajibannya, maka dia telah berbuat dosa besar, namun
tidak kafir. Dalil tentang hal ini ialah hadits yang telah disampaikan di atas.
Bahwa orang yang tidak berzakat akan disiksa sampai diputuskan hukuman pada
hari kiamat, kemudian ia akan melihat jalannya menuju surga atau neraka. Jika
ia telah kafir, maka pasti tidak akan menuju surga.
4. Kebanyakan
Wanita
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ
أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الْإِحْسَانَ
لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا
قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
Telah
menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Zaid bin Aslam
dari 'Atho' bin Yasar dari Ibnu 'Abbas berkata, Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan
penghuninya adalah wanita. Karena mereka sering mengingkari". Ditanyakan:
"Apakah mereka mengingkari Allah?" Beliau bersabda: "Mereka
mengingkari pemberian suami, mengingkari kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik
terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja
kejelekan darimu maka dia akan berkata: 'aku belum pernah melihat kebaikan
sedikitpun darimu". (HR. Bukhari No. 28)
Dalam hadits diatas sudah jelas penyebab kenapa penghuni neraka lebih
banyak wanita daripada laki-laki, yaitu Kufur Terhadap Suami dan
Kebaikan-Kebaikannya. Rasulullah s.a.w menjelaskan hal ini pada sabda baginda
di atas tadi. Kekufuran seumpama ini terlalu banyak kita dapati di
tengah-tengah keluarga kaum muslimin, iaitu seorang isteri yang mengingkari
kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap
suami yang tidak sesuai dengan kehendak isteri sebagaimana kata pepatah,’panas
setahun dihapus oleh hujan sehari’. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang
isteri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya.
Yang kedua yakni Durhaka Terhadap Suami, Kedurhakaan yang dilakukan
seorang isteri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan
yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Bentuk
kedurhakaan itu adalah :
1. Derhaka dengan ucapan.
Bentuk pertama
ialah seorang isteri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya
serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara
kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi
dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi
suaminya.
2. Derhaka dengan perbuatan.
Bentuk kedua
yang dilakukan para isteri terjadi apabila seorang isteri tidak mahu melayani
keperluan batiniyah suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau
menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika
suami hendak mendatanginya. bentuk lainnya ialah apabila seorang isteri keluar rumah
tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya.
Tindakan ini sebenarnya adalah seakan-akan seorang isteri lari dari rumah
suaminya tanpa sebab syar’i.[3]
Penyebab
sedikitnya kaum wanita yang masuk Syurga adalah hawa nafsu yang mendominasi
pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan
berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk
tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk
beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum
lelaki dari akhirat disebabkan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan
dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat
tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika
diajak kepada akhirat.
5.
Orang Kafir
حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ
عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ أُنَاسًا فِي
زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَمْ هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ
بِالظَّهِيرَةِ ضَوْءٌ لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ قَالُوا لَا قَالَ وَهَلْ
تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ضَوْءٌ لَيْسَ فِيهَا
سَحَابٌ قَالُوا لَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا
تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا كَمَا
تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ أَذَّنَ
مُؤَذِّنٌ تَتْبَعُ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتْ تَعْبُدُ فَلَا يَبْقَى مَنْ كَانَ
يَعْبُدُ غَيْرَ اللَّهِ مِنْ الْأَصْنَامِ وَالْأَنْصَابِ إِلَّا يَتَسَاقَطُونَ
فِي النَّارِ حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ إِلَّا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ بَرٌّ
أَوْ فَاجِرٌ وَغُبَّرَاتُ أَهْلِ الْكِتَابِ فَيُدْعَى الْيَهُودُ فَيُقَالُ
لَهُمْ مَنْ كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ قَالُوا كُنَّا نَعْبُدُ عُزَيْرَ ابْنَ اللَّهِ
فَيُقَالُ لَهُمْ كَذَبْتُمْ مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ صَاحِبَةٍ وَلَا وَلَدٍ
فَمَاذَا تَبْغُونَ فَقَالُوا عَطِشْنَا رَبَّنَا فَاسْقِنَا فَيُشَارُ أَلَا
تَرِدُونَ فَيُحْشَرُونَ إِلَى النَّارِ كَأَنَّهَا سَرَابٌ يَحْطِمُ بَعْضُهَا
بَعْضًا فَيَتَسَاقَطُونَ فِي النَّارِ ثُمَّ يُدْعَى النَّصَارَى فَيُقَالُ
لَهُمْ مَنْ كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ قَالُوا كُنَّا نَعْبُدُ الْمَسِيحَ ابْنَ
اللَّهِ فَيُقَالُ لَهُمْ كَذَبْتُمْ مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ صَاحِبَةٍ وَلَا
وَلَدٍ فَيُقَالُ لَهُمْ مَاذَا تَبْغُونَ فَكَذَلِكَ مِثْلَ الْأَوَّلِ حَتَّى
إِذَا لَمْ يَبْقَ إِلَّا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ مِنْ بَرٍّ أَوْ فَاجِرٍ
أَتَاهُمْ رَبُّ الْعَالَمِينَ فِي أَدْنَى صُورَةٍ مِنْ الَّتِي رَأَوْهُ فِيهَا
فَيُقَالُ مَاذَا تَنْتَظِرُونَ تَتْبَعُ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتْ تَعْبُدُ قَالُوا
فَارَقْنَا النَّاسَ فِي الدُّنْيَا عَلَى أَفْقَرِ مَا كُنَّا إِلَيْهِمْ وَلَمْ
نُصَاحِبْهُمْ وَنَحْنُ نَنْتَظِرُ رَبَّنَا الَّذِي كُنَّا نَعْبُدُ فَيَقُولُ
أَنَا رَبُّكُمْ فَيَقُولُونَ لَا نُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا مَرَّتَيْنِ أَوْ
ثَلَاثًا
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Abdul
'Aziz Telah menceritakan kepada kami Abu 'Umar Hafsh bin Maisarah dari Zaid bin
Aslam dari 'Atha bin Yasar dari Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu dia berkata;
sejumlah orang pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata; 'Ya
Rasulullah, apakah kami dapat melihat Allah pada hari kiamat? Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menjawab. 'Ya, ' apakah kalian merasa kesulitan melihat
matahari yang terang benderang serta tidak ada mendung?" Mereka berkata:
"Tidak wahai Rasulullah!" lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Apakah kalian merasa kesullitan melihat rembulan pada
malam purnama yang tidak ada mendung dibawahnya?", mereka berkata;
"Tidak, wahai Rasulullah!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Sesungguhnya kalian akan melihat-Nya kelak pada hari kiamat
tanpa merasa kesulitan sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya.
Pada hari kiamat, sang penyeru akan mengumumkan, setiap umat mengikuti apa yang
mereka sembah. Maka mereka yang menyembah selain Allah seperti berhala dan
tuhan-tuhan yang lain akan berjatuhan ke neraka. Hingga yang tinggal hanyalah
mereka yang menyembah Allah baik orang-orang yang saleh maupun orang yang jahat
dan sejumlah orang dari ahlu kitab. Kemudian orang Yahudi akan dipanggil, Allah
akan bertanya kepada mereka: Apa yang kamu sembah? Mereka menjawab; 'Kami
menyembah Uzair putra Allah. Maka akan dikatakan kepada mereka; 'Kalian adalah
para pendusta! Karena Allah tidak pernah mengambil istri atau memilik anak. Apa
yang sekarang kalian inginkan? Mereka menjawab; 'Kami sangat haus ya Rabb, maka
berilah kami minum. Maka mereka digiring dan ditunjukan, 'Minumlah. Pada saat
itulah mereka akan dikumpulkan di dalam api neraka yang bentuknya seperti fatamorgana
yang saling merusak satu sama yang lainnya. Kemudian mereka akan ditenggelamkan
ke dalam api neraka. Setelah itu orang-orang Nashrani akan dipanggil, Apa yang
kamu sembah? Mereka menjawab; 'Yesus putra Allah. Maka dikatakan kepada mereka:
'Kalian adalah para pendusta! Karena Allah tidak pernah mengambil istri atau
memilik anak. Apa yang sekarang kalian inginkan? Maka mereka menjawab
sebagaimana orang Yahudi dan akan dilemparkan ke dalam api neraka. Kemudian
yang tetap tinggal adalah mereka yang hanya beribadah kepada Allah. Baik itu
orang saleh atau orang yang berbuat kejahatan. Allah akan mendatangi mereka
dalam bentuk yang mendekati gambaran mereka tentang Dia dalam benak mereka.
Akan dikatakan kepada mereka; Apa yang kalian tunggu? Setiap bangsa mengikuti
tuhan yang disembahnya didunia. Mereka akan menjawab; Kami meninggalkan
orang-orang di dunia ketika kami sedang sangat membutuhkan mereka dan kami
tidak mengambil mereka sebagai tandingan. Sekarang kami sedang menunggu Rabb
kami yang kami sembah. Maka Allah akan berkata; Akulah Rabb kalian, mereka akan
senantiasa berkata, sebanyak dua atau tiga kali; 'Kami tidak menyekutukan Allah'.(HR. Bukhari No. 4215)
6.
Orang
yang saling membunuh
٣٠ - حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا
أَيُّوبُ وَيُونُسُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ ذَهَبْتُ
لِأَنْصُرَ هَذَا الرَّجُلَ فَلَقِيَنِي أَبُو بَكْرَةَ فَقَالَ أَيْنَ تُرِيدُ
قُلْتُ أَنْصُرُ هَذَا الرَّجُلَ قَالَ ارْجِعْ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ
بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا
عَلَى قَتْلِ صَاحِبِه
Telah menceritakan kepada kami
Abdurrahman bin Al Mubarak Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid Telah
menceritakan kepada kami Ayyub dan Yunus dari Al Hasan dari Al Ahnaf bin Qais
berkata; aku datang untuk menolong seseorang kemudian bertemu Abu Bakrah, maka
dia bertanya: "Kamu mau kemana?" Aku jawab: "hendak menolong
seseorang" dia berkata: "Kembalilah, karena aku pernah mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika dua orang muslim
saling bertemu (untuk berkelahi) dengan menghunus pedang masing-masing, maka
yang terbunuh dan membunuh masuk neraka". aku pun bertanya: "Wahai
Rasulullah, ini bagi yang membunuh, tapi bagaimana dengan yang terbunuh?"
Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Dia juga sebelumnya
sangat ingin untuk membunuh temannya". (HR. Bukhari No. 30)
yang pertama Membunuh orang
kafir, Dalam Islam tidak semua orang kafir memusuhi kaum Muslimin. Oleh karena
itu, agama Islam mengajarkan sikap yang berbeda terhadap orang-orang kafir yang
memerangi kaum Muslimin dengan orang-orang kafir yang tidak memerangi. Dan Islam melarang membunuh orang kafir yang
tidak memerangi kaum Muslimin, yaitu orang kafir dzimmi, mu’ahad, dan
musta’man. Barangsiapa membunuh orang kafir jenis ini, maka dia terkena ancaman
keras yang datang dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
yang kedua Membunuh Orang
Mukmin, Membunuh orang kafir dengan tanpa haq dilarang, apalagi membunuh dengan
sengaja orang Mukmi. Sudah jelas hukumnya tidak boleh dan dosanya lebih besar.[4]
Allâh Subhanahu wa Ta’ala mengancam
orang yang sengaja membunuh seorang Mukmin dengan lima ancaman, yaitu :
1. Disiksa di Jahannam
2. Khulûd (kekal, tinggal lama) dalam Jahannam
3. Allâh murka kepadanya
4. Allâh melaknatnya (mengutukinya), yaitu menjauhkannya dari rahmat-Nya
5. Allâh menyediakan adzab yang besar baginya.
2. Khulûd (kekal, tinggal lama) dalam Jahannam
3. Allâh murka kepadanya
4. Allâh melaknatnya (mengutukinya), yaitu menjauhkannya dari rahmat-Nya
5. Allâh menyediakan adzab yang besar baginya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sudah di
paparkan oleh pemakalah mengenai Neraka dalam hadits, yang berkesimpulan bahwa
keadaan Neraka dalam hadits yaitu sangat mengerikan di karenakan api di neraka
itu dipanaskan selama 3000 hari. Dan penghuninya tidak lain adalah makhluk
Allah Swt. Yaitu Manusia. Penghuninya pun sangat bermacam-macam, dan dalam
Hadits Nabi sendiri pun kebanyakan penghuninya yaitu wanita. Dan masih banyak
lagi penghuninya yang tertera dalam Hadits Nabi.
DAFTAR PUSTAKA
Rathomy,Moh. Abdai, 1993, Inilah Hari Pembalasan
(Kiamat), Bandung, PT Al-Ma’arif.
Choiran,
A. Marzuki,1997, Qiamat Surga dan Neraka,Yogyakarta, Pustaka Belajar
Offset.
[1]
Moh. Abdai Rathomy, Inilah Hari Pembalasan (Kiamat), (Bandung, PT
Al-Ma’arif : 1993)., 163.
[2] A.
Marzuki Choiran, Qiamat Surga dan Neraka,(Yogyakarta, Pustaka Belajar
Offset : 1997).,199.
[3]
http://www.alquran-sunnah.com/artikel/kategori/niswah/747-wanita-penghuni-neraka
[4]http://www.lampuislam.org/2015/10/16-dosa-yang-dibalas-allah-dengan-neraka.html?m=1
No comments:
Post a Comment